Youtuber Bandung Jadi Relawan Vaksin, Ini Alasannya

Andika PratamaAndika Pratama - Selasa, 25 Agustus 2020
Youtuber Bandung Jadi Relawan Vaksin, Ini Alasannya

Youtuber asal Bandung, Edward Bruno saat di klinik Unpad. Foto: MP/Iman Ha

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.com - Sejumlah relawan mengikuti uji klinis vaksin COVID-19 gelombang dua yang dimulai, Selasa (25/8). Berbagai alasan mendorong para relawan untuk mengambil resiko sebagai “kelinci” percobaan di tengah pandemi virus corona yang masih terus menginfeksi.

Salah satu relawan, Edward Bruno, seorang Youtuber asal Bandung yang termotivasi ingin memberikan kontribusi pada negara yang keteteran menghadapi pandemi.

Baca Juga

Abaikan Protokol Kesehatan, Kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR Dikritik

“Biar pandemi ini cepat selesai harus ada kontribusi dari masyarakat. Harus ada yang mau jadi relawan biar wabah cepat selesai,” kata Eduard Bruno saat ditemui di Klinik Unpad.

Sehari-hari, pria yang akrab disapa Edo itu mengelola bisnisnya secara online. Selain itu, ia juga aktif di 168 Media, sebuah channel Youtube yang bergerak di bidang meditasi dan spiritual.

Ilustrasi-- Botol-botol kecil berlabel vaksin COVID-19. (REUTERS/Dado Ruvic/pri)
Ilustrasi-- Botol-botol kecil berlabel vaksin COVID-19. (REUTERS/Dado Ruvic/pri)

Ia mengaku rela mengorbankan waktunya menjadi relawan. Sebelumnya, ia tahu ada pendaftaran relawan melalui media online. Ia lantas daftar via Whatsapp dan hari ini mendapat jadwal pendaftaran dan tes PCR/swab.

Lelaki berusia 40 tahun tersebut mengaku tidak memiliki riwayat penyakit berat. Ia yakin bisa lolos masuk ke fase uji klinis vaksin Sinovac asal Tiongkok itu.

Setelah uji swab, ia akan mengetahui hasilnya tiga hari kemudian. Nantinya, panitia penelitian akan menentukan hasil akhir, apakah ia lolos mengikuti uji klinis yang selanjutnya akan mendapat penyuntikan vaksin atau justru hasilnya positif COVID-19 sehingga harus melakukan pengobatan.

Edward sendiri yakin tidak ada virus corona di tubuhnya. Namun kalaupun terinfeksi, ia sudah siap dengan segala konsekuensinya, termasuk melakukan pengobatan atau isolasi mandiri.

Baca Juga

Anies Diminta Beri Contoh dengan ke Kantor Naik Transportasi Umum

Edward mengaku berminat menjadi relawan atas inisiatif sendiri. Banyak teman-temannya yang tidak mau menjadi relawan dengan berbagai alasan. Ada yang bilang mereka takut disuntik, takut gagal, dan ada juga yang tidak yakin dengan kehalalan vaksin Sinovac karena berasal dari Tiongkok.

“Mendengar vaksinnya dari Tiongkok mereka pada gak mau. Tapi ini kan darurat, harus ada yang mau untuk jadi percobaan. Kalau tidak, kapan selesainya (pandemi ini),” tandas alumnus FISIP Unpad ini. (Iman Ha/Jawa Barat)

#Vaksin Covid-19
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Berita Terkait

Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone
Informasi ini diunggah akun Facebook “Jefri Papahnya Aqiela”.
Frengky Aruan - Senin, 09 Juni 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Kasus Autoimun Meroket Akibat Vaksinasi COVID-19
Reaktivitas silang antara protein SARS-CoV-2 pada vaksin dan protein manusia dapat menyebabkan berbagai kondisi autoimun, dari dermatitis ringan, kerusakan organ, kelumpuhan, sampai kematian.
Wisnu Cipto - Rabu, 09 Oktober 2024
[HOAKS atau FAKTA]: Kasus Autoimun Meroket Akibat Vaksinasi COVID-19
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 AstraZeneca Penyebab Sakit Jantung
Beredar narasi yang mengeklaim vaksin Astrazeneca merupakan penyebab jantung terasa sakit tanpa sebab.
Frengky Aruan - Jumat, 09 Agustus 2024
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 AstraZeneca Penyebab Sakit Jantung
Lifestyle
Kemenkes Jelaskan Vaksin COVID-19 AstraZeneca Disebut Timbulkan Thrombocytopenia Syndrome
Dwi Astarini - Kamis, 02 Mei 2024
Kemenkes Jelaskan Vaksin COVID-19 AstraZeneca Disebut Timbulkan Thrombocytopenia Syndrome
Indonesia
Indonesia Miliki Sisa Vaksin COVID-19 Sekitar 5,22 Juta Dosis
Terdapat sebanyak 1.345 kasus aktif pada Januari hingga Maret 2024. Adapun kasus mingguan mencapai 28 kasus, dan pengecekan mingguan sebanyak 7.700 kasus.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Maret 2024
Indonesia Miliki Sisa Vaksin COVID-19 Sekitar 5,22 Juta Dosis
Indonesia
Menkes Pastikan Vaksinasi COVID-19 Berbayar Mulai Tahun Depan
"Tahun depan (berbayar). Karena diminta sampai akhir tahun ini masih ditanggung negara," kata Budi di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Senin (24/7).
Andika Pratama - Senin, 24 Juli 2023
Menkes Pastikan Vaksinasi COVID-19 Berbayar Mulai Tahun Depan
Indonesia
IDI Tetap Sarankan Vaksin Ke-4 Meski Pandemi COVID-19 Telah Berakhir
Indonesi tengah memasuki fase endemi COVID-19. Ketua Satgas COVID-19 yang juga Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Erlina Burhan menyarankan masyarakat untuk tetap melaksanakan vaksinasi keempat atau booster kedua.
Mula Akmal - Kamis, 22 Juni 2023
IDI Tetap Sarankan Vaksin Ke-4 Meski Pandemi COVID-19 Telah Berakhir
Dunia
WHO Nyatakan Anak dan Remaja Sehat Tidak Perlu Vaksin COVID-19
rganisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis pembaruan rekomendasi vaksinasi COVID-19 pada Selasa (29/3).
Zulfikar Sy - Kamis, 30 Maret 2023
WHO Nyatakan Anak dan Remaja Sehat Tidak Perlu Vaksin COVID-19
Indonesia
Usia 18 Tahun ke Atas Sudah Bisa Vaksin Booster Pakai IndoVac, Catat Syaratnya
Pemberian vaksin ini ditujukan bagi mereka yang berusia 18 tahun ke atas. Sebelumnya vaksin IndoVac hanya diberikan pada Lansia, atau masyarakat berusia di atas 60 tahun.
Andika Pratama - Rabu, 08 Maret 2023
Usia 18 Tahun ke Atas Sudah Bisa Vaksin Booster Pakai IndoVac, Catat Syaratnya
Indonesia
Kemenkes Sebut Booster Vaksin Kedua Mampu Perkuat Kekebalan Tubuh
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan bakal terus mengawal hingga pandemi COVID-19 resmi dinyatakan tuntas.
Mula Akmal - Jumat, 17 Februari 2023
Kemenkes Sebut Booster Vaksin Kedua Mampu Perkuat Kekebalan Tubuh
Bagikan