Youtuber Bandung Jadi Relawan Vaksin, Ini Alasannya


Youtuber asal Bandung, Edward Bruno saat di klinik Unpad. Foto: MP/Iman Ha
MerahPutih.com - Sejumlah relawan mengikuti uji klinis vaksin COVID-19 gelombang dua yang dimulai, Selasa (25/8). Berbagai alasan mendorong para relawan untuk mengambil resiko sebagai “kelinci” percobaan di tengah pandemi virus corona yang masih terus menginfeksi.
Salah satu relawan, Edward Bruno, seorang Youtuber asal Bandung yang termotivasi ingin memberikan kontribusi pada negara yang keteteran menghadapi pandemi.
Baca Juga
Abaikan Protokol Kesehatan, Kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR Dikritik
“Biar pandemi ini cepat selesai harus ada kontribusi dari masyarakat. Harus ada yang mau jadi relawan biar wabah cepat selesai,” kata Eduard Bruno saat ditemui di Klinik Unpad.
Sehari-hari, pria yang akrab disapa Edo itu mengelola bisnisnya secara online. Selain itu, ia juga aktif di 168 Media, sebuah channel Youtube yang bergerak di bidang meditasi dan spiritual.

Ia mengaku rela mengorbankan waktunya menjadi relawan. Sebelumnya, ia tahu ada pendaftaran relawan melalui media online. Ia lantas daftar via Whatsapp dan hari ini mendapat jadwal pendaftaran dan tes PCR/swab.
Lelaki berusia 40 tahun tersebut mengaku tidak memiliki riwayat penyakit berat. Ia yakin bisa lolos masuk ke fase uji klinis vaksin Sinovac asal Tiongkok itu.
Setelah uji swab, ia akan mengetahui hasilnya tiga hari kemudian. Nantinya, panitia penelitian akan menentukan hasil akhir, apakah ia lolos mengikuti uji klinis yang selanjutnya akan mendapat penyuntikan vaksin atau justru hasilnya positif COVID-19 sehingga harus melakukan pengobatan.
Edward sendiri yakin tidak ada virus corona di tubuhnya. Namun kalaupun terinfeksi, ia sudah siap dengan segala konsekuensinya, termasuk melakukan pengobatan atau isolasi mandiri.
Baca Juga
Anies Diminta Beri Contoh dengan ke Kantor Naik Transportasi Umum
Edward mengaku berminat menjadi relawan atas inisiatif sendiri. Banyak teman-temannya yang tidak mau menjadi relawan dengan berbagai alasan. Ada yang bilang mereka takut disuntik, takut gagal, dan ada juga yang tidak yakin dengan kehalalan vaksin Sinovac karena berasal dari Tiongkok.
“Mendengar vaksinnya dari Tiongkok mereka pada gak mau. Tapi ini kan darurat, harus ada yang mau untuk jadi percobaan. Kalau tidak, kapan selesainya (pandemi ini),” tandas alumnus FISIP Unpad ini. (Iman Ha/Jawa Barat)
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone
![[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone](https://img.merahputih.com/media/b7/83/47/b783478297cb6d97ceab51e9480de202_182x135.png)
[HOAKS atau FAKTA]: Kasus Autoimun Meroket Akibat Vaksinasi COVID-19
![[HOAKS atau FAKTA]: Kasus Autoimun Meroket Akibat Vaksinasi COVID-19](https://img.merahputih.com/media/71/1c/46/711c467360ed7935305a1847238ccb53_182x135.jpeg)
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 AstraZeneca Penyebab Sakit Jantung
![[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 AstraZeneca Penyebab Sakit Jantung](https://img.merahputih.com/media/17/c8/bc/17c8bc561c44cc563d3fef2cba579412_182x135.jpeg)
Kemenkes Jelaskan Vaksin COVID-19 AstraZeneca Disebut Timbulkan Thrombocytopenia Syndrome

Indonesia Miliki Sisa Vaksin COVID-19 Sekitar 5,22 Juta Dosis

Menkes Pastikan Vaksinasi COVID-19 Berbayar Mulai Tahun Depan

IDI Tetap Sarankan Vaksin Ke-4 Meski Pandemi COVID-19 Telah Berakhir

WHO Nyatakan Anak dan Remaja Sehat Tidak Perlu Vaksin COVID-19

Usia 18 Tahun ke Atas Sudah Bisa Vaksin Booster Pakai IndoVac, Catat Syaratnya

Kemenkes Sebut Booster Vaksin Kedua Mampu Perkuat Kekebalan Tubuh
