ICO Menggalang Dana Masyarakat, Hati-Hati Penipuan!
Selasa, 02 Oktober 2018 -
ICO adalah kependekan dari Initial Coin Offering, yang merupakan pilihan alternatif dari mekanisme penggalangan dana. Adapun penggalangan dana itu dibuat oleh satu startup blockchain yang mengeluarkan token crypto mereka sendiri dan menjual token tersebut untuk ditukar dengan BTC atau ETH.
Pengguna token dapat menggunakan token tersebut pada platform tertentu atau menjual token di exchange. Token pada dasarnya berfungsi seperti voucher. Token itu dapat ditukar dengan produk barang atau jasa pada platform yang sudah ditentukan.
Menurut William Mougayar, penulis The Business Blockchain, token adalah unit dari nilai yang diciptakan oleh suatu perusahaan untuk model bisnis mandiri. Token ini digunakan dalam memberdayakan penggunanya untuk berinteraksi dengan produk yang dikeluarkan. Sembari memfasilitasi distribusi, membagi imbalan dan keuntungan untuk semua stakeholders.

Pada dasarnya ICO serupa dengan Initial Public Offering (IPO), investor membeli saham dari perusahaan tertentu yang sudah go public. Perbedaan yang mendasar antara keduanya adalah, pada ICO pemegang token tidak memiliki modal pasti di dalam perusahaan, sebagai gantinya mereka memberikan kontribusi. Oleh karena itu perusahaan tidak mempunyai obligasi yang nyata kepada kontributor.
Token ICO pada dasarnya menandakan kontribusi pengguna token dalam memberikan investasi ke startup. Lebih banyak uang yang diberikan, maka token yang didapat juga akan lebih banyak. Dengan token tersebut pengguna token dapat membeli layanan perusahaan atau dapat menjual token tersebut.
Sejak 2013, ICO sering digunakan untuk membiayai pembuatan cryptocurrency baru. Token yang dibuat dapat dijual dan diperdagangkan di semua exchange cryptocurrency jika memang ada permintaan dari konsumen.
Legalitas ICO

Menurut laman Coinvestasi untuk sekarang ini, legalitas dari ICO masih belum bisa didefinisikan. Idealnya, token dijual bukan sebagai aset finansial tetapi lebih sebagai produk digital. Karena hal tersebut, ICO sering disebut dengan crowd sale.
Di sebagian besar wilayah, penggalangan dana melalui ICO belum diatur. Hal ini membuat proses ICO bersifat fleksibel, mudah, dan tidak perlu menggunakan perjanjian di atas kertas. Dari sisi legalitasnya, sudah ada beberapa pengacara sudah setuju dengan metode ICO.
Namun, beberapa wilayah masih berusaha mengatur ICO serupa dengan penjualan saham dan sekuritas pada umumnya. Jadi, meskipun sekarang ini legalitas ICO masih di daerah ‘abu-abu’, tidak menutup kemungkinan di masa depan akan diatur oleh pihak yang berwenang.
Sementara untuk menjamin uang yang dikeluarkan untuk token digunakan dengan tepat, maka dibutuhkan yang namanya smart contract. Smart contract adalah persetujuan antara perusahaan yang mengeluarkan ICO dan pemegang token. (Baca smart contract: Smart Contracts, Kontrak Tanpa Pihak Ketiga).
Apa Kelebihan dari Token ICO?

1. Harga token sangat mudah untuk naik. Ini berarti dapat menghasilkan keuntungan jika dijual atau dibeli pada waktu yang tepat. Hal ini mirip dengan bursa efek yang dikenal pada umumnya.
2. Bisa mendapatkan keuntungan sesuai dengan yang tertulis pada smart contract.
3. Keuntungan harian ROI dari pemegang token Ethereum adalah 206 persen.
Bagaimana cara untuk menghindari penipuan ICO?

Tentunya dalam setiap model bisnis akan ada ‘orang baik’ dan ‘orang kurang baik’. Contohnya Condido yang merupakan perusahaan startup yang membawa kabur uang berjumlah US$375 ribu atau setara dengan Rp5,6 miliar. Website itu lenyap berikut dengan pemilik perusahaan tersebut.
Untuk menghindari hal semacam itu, berikut ini adalah hal-hal yang perlu dihindari:
Memiliki tim yang anonim
Lakukan riset terlebih dahulu sebelum membeli token, cari tahu mengenai perusahaan tersebut dan tim yang terlibat di dalamnya.
Penawaran yang terlalu menguntungkan
Jika pendapatan yang dijanjikan lebih tinggi dari rata-rata, tentunya harus ada kalkulasi yang mendasarinya, cari tahu mengenai hal tersebut sebelum membeli token tersebut.
Roadmap yang tidak jelas
Apabila suatu perusahaan sudah mantap untuk melakukan ICO, mereka akan memiliki alur yang terperinci setidaknya hingga tahun depan sejak token diluncurkan.
Apa itu Pre-ICO?
Untuk melakukan ICO, dibutuhkan biaya yang cukup banyak. Oleh karena itu, beberapa dari perusahaan yang ingin mencoba ICO membutuhkan modal untuk memulai ICO itu sendiri, yang dinamakan Pre-ICO. Harga pre-sale token akan lebih murah dari harga normal, biasanya jumlah token pre-sale akan sangat terbatas. Hal ini dilakukan untuk membangun animo masyarakat luas. (*)