Menilik Pergerakan Bitcoin 60 Hari Sebelum Halving


Harga Bitcoin berhadapan langsung dengan likuiditas di level USD 53 ribu. (Foto: Unsplash/Andre Francois McKenzie)
MerahPutih.com - Harga Bitcoin berhadapan langsung dengan likuiditas di level USD 53 ribu (sekitar Rp 826 juta) pada pekan ini. Penolakan kenaikan tersebut memicu aksi jual yang mengakibatkan penurunan lebih dalam di bawah USD 52 ribu (sekitar Rp 810 juta).
Trader Tokocrypto Fyqieh Fachrur mengatakan, Bitcoin hampir tidak bertahan di atas USD 51 ribu (sekitar Rp 795 juta) selama pergerakan di awal pekan ketiga Februari 2024 ini.
Baca juga:
Para pelaku pasar cenderung melihat level harga USD 50 ribu (sekitar Rp 779 juta) dan USD 48 ribu (sekitar Rp 748 juta) sebagai area dukungan potensial berikutnya. Terlebih momen halving yang semakin dekat kurang dari 60 hari.
"Event halving ini diketahui memiliki dampak signifikan terhadap suplai Bitcoin, di mana hadiah untuk penambangan blok Bitcoin akan berkurang setengahnya. Ini merupakan mekanisme yang telah terprogram untuk mengurangi laju inflasi Bitcoin dan secara historis telah memicu kenaikan harga," kata Fyqieh, dalam siaran resmi yang diterima, Kamis (22/2).
Fyqieh menilai, pelaku pasar harus mengetahui tren Bitcoin halving sejak dimulai pada 2009 yang menggarisbawahi tema berulang.
Misalnya pada 2012, penurunan harga Bitcoin secara dramatis sebesar 50,78 persen terjadi hanya beberapa bulan sebelum halving. Namun, Bitcoin naik ke level baru setelahnya. Pola serupa juga terjadi pada 2016 dan 2020, dengan koreksi sebelum halving masing-masing sebesar 40,37 persen dan penurunan tajam sebesar 63,09 persen, diikuti oleh pemulihan yang kuat setelah halving.
Baca juga:
"Pada awal tahun 2024, Bitcoin mengalami pertumbuhan sebesar 21,17 persen, memicu spekulasi pasar bullish yang akan datang. Namun, jika pola historis menunjukkan hal ini, pasar mungkin bersiap menghadapi koreksi, berpotensi turun di bawah USD 50 ribu sebelum naik pasca-halving," kata Fyqieh.
Periode momentum bullish ini berlangsung antara 365 dan 549 hari, mencerminkan dampak besar halving terhadap dinamika pasar.
"Jika pasar bullish yang akan datang mencerminkan lintasan masa lalu, ekspektasi dapat menentukan puncak pasar Bitcoin berikutnya sekitar bulan April atau Oktober 2025," tutup Fyqieh. (and)
Baca juga:
GudangKripto Kenalkan Fitur GIDR, Ubah Aset Kripto Jadi Emas Sungguhan
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Main Kripto Jadi Lebih Mudah Lewat HP, Begini Cara Unduh Aplikasinya di Android

Cermat Memilih Aplikasi Crypto Wallet: Ketahui Fitur, Jenis, hingga Tips Aman Penggunaannya

Pintu Hadirkan Crypto Museum di Festival Crypto Terbesar di Asia

Pintu Hadirkan Imbal Hasil Kripto Hingga 25% Lewat Fitur Baru Ini

Aturan Anyar Pajak Kripto: Pajak Penghasilan 0,21 Sampai 1 Persen Per Transaksi, PPN Tidak Dikenakan Lagi

Tricourt Cup 2025 Guncang Dunia Olahraga, Satukan 25 Perusahaan Raksasa Indonesia

Kembali Cetak Rekor, Bitcoin Tembus ATH 121 Ribu Dolar AS

Cara Gampang Cuan di Tengah Euforia Bitcoin yang Cetak Rekor Tertinggi

Bareskrim Polri Bongkar TPPO Jaringan Internasional Modus Admin Kripto

DRX Berikan 6 Juta Token untuk Federasi, Jadi Era Baru Kolaborasi Teknologi Kripto dengan Olahraga Indonesia
