Jakarta International Literary Festival 2025 Resmi Dibuka, Angkat Tema 'Homeland in Our Bodies'
JILF 2025 resmi dibuka. (foto: dok/jilf)
MerahPutih.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta resmi membuka gelaran Jakarta International Literary Festival (JILF) 2025 di Taman Ismail Marzuki, Kamis (13/11).
Dalam sambutannya, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, menegaskan bahwa JILF bukan sekadar agenda seni bertema sastra, melainkan ruang perayaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Rano menjelaskan bahwa sastra memiliki kemampuan membebaskan manusia dari batas-batas lahiriah, termasuk konsep tanah air yang selama ini dipahami sebatas wilayah geografis. Menurutnya, tanah air hidup dalam batin, berisi memori, luka, harapan, dan identitas yang terus melekat.
“Sastra mengajak kita menengok lebih dalam. Tanah air bukan sekadar wilayah, tetapi kumpulan ingatan dan harapan. Melalui sastra, kita diajak kembali memahami apa artinya menjadi manusia,” ujar Rano Karno dalam pembukaan JILF 2025.
Ia menyoroti pentingnya literasi dalam menjaga kewarasan masyarakat. Literasi, katanya, bukan hanya kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga upaya merawat cara berpikir yang jernih, kritis, dan penuh empati. Dengan literasi yang kuat, seseorang mampu memahami realitas secara lebih utuh serta peka terhadap pengalaman orang lain.
Baca juga:
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus mendorong berbagai program literasi melalui penyediaan taman baca, perpustakaan digital, ruang baca publik, hingga penyelenggaraan festival sastra di sekolah-sekolah. Langkah ini diharapkan dapat memperluas akses terhadap pengetahuan dan membuka ruang dialog bagi masyarakat.
Rano menambahkan bahwa JILF memiliki kemampuan menjangkau sisi personal pembacanya—memberi ruang bagi individu untuk berdialog dengan dirinya sendiri melalui teks, cerita, dan percakapan yang muncul selama festival berlangsung.
Untuk tahun ini, JILF mengusung tema 'Homeland in Our Bodies', sebuah konsep yang menggali hubungan manusia dengan akar identitas dan tempat asalnya.
Direktur JILF 2025, Avianti Armand, menjelaskan bahwa tema tersebut lahir dari keprihatinan terhadap isu-isu kemanusiaan di berbagai belahan dunia.
Ia menyinggung kerusakan lingkungan akibat eksploitasi, penyempitan ruang hidup masyarakat adat, hingga tragedi kemanusiaan yang terjadi di Palestina—semuanya menjadi latar refleksi dalam festival ini.
Baca juga:
Penghargaan Sastra 2025: Merawat Nurani Bangsa di Tengah Ledakan Teknologi
Menurutnya, sastra memungkinkan pembacanya menyelami berbagai sudut pandang, mempelajari keberagaman karakter dan budaya, serta memahami penderitaan maupun perjuangan yang dialami orang lain.
Avianti juga menekankan fungsi terapeutik yang dimiliki sastra. Cerita dan bahasa yang tersusun rapi kerap menjadi jembatan untuk mengungkap pengalaman traumatis yang sulit disampaikan secara langsung.
“Dengan begitu, sastra membentuk lanskap emosional bersama, memperkuat jejaring dukungan sosial, dan membantu membangun kembali ikatan kolektif,” tuturnya.
Sebagai informasi, Jakarta International Literary Festival 2025 berlangsung pada 13 - 16 November 2025 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, dan dapat dihadiri secara gratis oleh seluruh masyarakat. (Far)
Bagikan
Berita Terkait
Jakarta International Literary Festival 2025 Resmi Dibuka, Angkat Tema 'Homeland in Our Bodies'
ISPA di Jakarta Tembus 1,9 Juta Kasus, Kadinkes Ingatkan Bahaya Polusi Udara dan Perlunya Masker di Masa Pancaroba
Normalisasi Kali Krukut Dipersoalkan PKS, Gubernur Pramono Janji Lakukan Sosialisasi ke Warga
Pramono Minta Usut Tuntas Kematian Pemotor yang Tewas Terlindas Mikrotrans
Pemprov DKI Bakal Tanggung Seluruh Biaya Pemotor yang Tewas Terlindas Mikrotrans
Pramono Luncurkan Portal Satu Data Jakarta, Diharapkan Bisa Bersaing dengan Kota Besar Dunia
Game Online Bakal Dibatasi, DPR Desak Literasi Digital Bagi Pelajar Diperkuat
Kejari Jakarta Timur Geledah Kantor Sudin UMKM, Usut Dugaan Korupsi Pengadaan Mesin Jahit Rp 9 Miliar
RDF Rorotan Masih Keluarkan Bau, DPRD DKI Pertanyakan Keseriusan Pemprov
Pemprov DKI Evaluasi Keamanan Sekolah Pasca Ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading