[HOAKS atau FAKTA ]: Vape jadi Solusi Terbaik Berhenti Merokok

Rabu, 03 Juli 2024 - Angga Yudha Pratama

MerahPutih.com - Di media sosial Facebook beredar sebuah narasi yang menyebut bahwa menggunakan vape (rokok elektrik) adalah solusi tepat untuk berhenti merokok. Dalam unggahan akun Tukang Kenyot Vape itu disebutkan bahwa vape lebih aman dan tak berbahaya digunakan.

Baca juga:

[HOAKS atau FAKTA]: 1.000 Warga Palestina Dievakuasi ke Indonesia

NARASI

“Dulu dicuekin sekarang dicariin itulah Vape :
Sebenarnya kita tidak bisa melarang siapapun yang mau merokok, bahkan masih ada vapers yang merokok dimana akhirnya tercipta istilah “Vapers hybrid”
Tapiiiii, untuk mereka yang masih merokok pastinya tahu fungsi vape sebagai “Nic delivery System”
Tujuan Vaping adalah mengganti tanpa Tar. Vape 95% lebih aman dari rokok konvensional.
Jadi Bolo Noir yang tercinta dan kusayang sepenuh hati, ingat selalu bahwa vape bukan rokok. Vape adalah alat yang menjadi solusi terbaik untuk berhenti merokok.
Kalau sekarang dengan ngevape kualitas hidup jadi lebih baik boleh dong ngerokoknya dikurangin :ok_hand:
.
Be smart vapers, Bolo Noir.. :kissing_heart:

“Vape bukan rokok

Vape adalah solusi terbaik untuk berhenti merokok

Vape hanya alat,
Untuk berhenti merokok,
Diawali dengan niat
Bukan dengan gaya”

FAKTA

Dari hasil penelusuran Turn Back Hoaks, informasi yang beredar tersebut adalah hoaks. Klaim bahwa vape solusi untuk berhenti merokok, merupakan anggapan yang salah.

Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Agus Dwi Susanto sebagaimana dikutip dari Kompas.id menyebutkan, rokok elektrik tidak memenuhi syarat seperti tidak menyebabkan risiko penyakit baru, penggunaan alat harus dihentikan seusai perilaku merokok berhenti, tidak ada supervisi dan pengamatan dosis, serta riset terkait rokok elektrik belum konsisten efektivitasnya sebagai alat bantu.

“Rokok elektrik masih menyalahi konsep berhenti merokok, seharusnya alat bantu itu tidak menimbulkan penyakit baru. Namun, berbagai riset menunjukkan rokok elektrik sama berbahayanya dengan rokok konvensional,” ujarnya.

Baca juga:

[HOAKS atau FAKTA]: Jokowi Ancam Pecat Polisi Penyidik Kasus Vina Cirebon

Penggunaan rokok elektrik berisiko mengakibatkan berbagai macam penyakit seperti asma, kanker paru, hingga infeksi yang lebih tinggi. Rokok elektrik mengandung karsinogen dan berbagai bahan toksik lainnya yang dapat merusak DNA dan kemampuan perbaikan sel manusia serta hewan.

Selain itu, pengguna rokok elektrik memiliki kecenderungan untuk tetap menggunakannya meski sudah berhenti merokok. Padahal, untuk dikategorikan sebagai alat bantu, penggunaan rokok elektrik harus dihentikan setelah perilaku merokok berhenti.

Dalam konsep berhenti merokok juga diperlukan supervisi dari tenaga medis untuk mengawasi dosis penggunaannya.

KESIMPULAN

Faktanya, penggunaan rokok elektronik (vape) justru berpotensi menjadi dual user (pengguna rokok konvensional dan rokok elektronik) dan ini meningkatkan risiko komplikasi penyakit.

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan