[HOAKS atau FAKTA ]: Vape jadi Solusi Terbaik Berhenti Merokok
Dalam unggahan akun Tukang Kenyot Vape itu disebutkan bahwa vape lebih aman dan tak berbahaya digunakan (Mafindo)
MerahPutih.com - Di media sosial Facebook beredar sebuah narasi yang menyebut bahwa menggunakan vape (rokok elektrik) adalah solusi tepat untuk berhenti merokok. Dalam unggahan akun Tukang Kenyot Vape itu disebutkan bahwa vape lebih aman dan tak berbahaya digunakan.
Baca juga:
[HOAKS atau FAKTA]: 1.000 Warga Palestina Dievakuasi ke Indonesia
NARASI
“Dulu dicuekin sekarang dicariin itulah Vape :
Sebenarnya kita tidak bisa melarang siapapun yang mau merokok, bahkan masih ada vapers yang merokok dimana akhirnya tercipta istilah “Vapers hybrid”
Tapiiiii, untuk mereka yang masih merokok pastinya tahu fungsi vape sebagai “Nic delivery System”
Tujuan Vaping adalah mengganti tanpa Tar. Vape 95% lebih aman dari rokok konvensional.
Jadi Bolo Noir yang tercinta dan kusayang sepenuh hati, ingat selalu bahwa vape bukan rokok. Vape adalah alat yang menjadi solusi terbaik untuk berhenti merokok.
Kalau sekarang dengan ngevape kualitas hidup jadi lebih baik boleh dong ngerokoknya dikurangin :ok_hand:
.
Be smart vapers, Bolo Noir.. :kissing_heart:
“Vape bukan rokok
Vape adalah solusi terbaik untuk berhenti merokok
Vape hanya alat,
Untuk berhenti merokok,
Diawali dengan niat
Bukan dengan gaya”
FAKTA
Dari hasil penelusuran Turn Back Hoaks, informasi yang beredar tersebut adalah hoaks. Klaim bahwa vape solusi untuk berhenti merokok, merupakan anggapan yang salah.
Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Agus Dwi Susanto sebagaimana dikutip dari Kompas.id menyebutkan, rokok elektrik tidak memenuhi syarat seperti tidak menyebabkan risiko penyakit baru, penggunaan alat harus dihentikan seusai perilaku merokok berhenti, tidak ada supervisi dan pengamatan dosis, serta riset terkait rokok elektrik belum konsisten efektivitasnya sebagai alat bantu.
“Rokok elektrik masih menyalahi konsep berhenti merokok, seharusnya alat bantu itu tidak menimbulkan penyakit baru. Namun, berbagai riset menunjukkan rokok elektrik sama berbahayanya dengan rokok konvensional,” ujarnya.
Baca juga:
[HOAKS atau FAKTA]: Jokowi Ancam Pecat Polisi Penyidik Kasus Vina Cirebon
Penggunaan rokok elektrik berisiko mengakibatkan berbagai macam penyakit seperti asma, kanker paru, hingga infeksi yang lebih tinggi. Rokok elektrik mengandung karsinogen dan berbagai bahan toksik lainnya yang dapat merusak DNA dan kemampuan perbaikan sel manusia serta hewan.
Selain itu, pengguna rokok elektrik memiliki kecenderungan untuk tetap menggunakannya meski sudah berhenti merokok. Padahal, untuk dikategorikan sebagai alat bantu, penggunaan rokok elektrik harus dihentikan setelah perilaku merokok berhenti.
Dalam konsep berhenti merokok juga diperlukan supervisi dari tenaga medis untuk mengawasi dosis penggunaannya.
KESIMPULAN
Faktanya, penggunaan rokok elektronik (vape) justru berpotensi menjadi dual user (pengguna rokok konvensional dan rokok elektronik) dan ini meningkatkan risiko komplikasi penyakit.
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
[HOAKS atau FAKTA]: Anies Gelar Syukuran setelah Roy Suryo Dipenjara atas Kasus Dugaan Hoaks Ijazah Palsu Jokowi
[HOAKS atau FAKTA]: Luhut Ancam Hentikan Bantuan jika Aceh Meminta Bantuan Negara Lain
[HOAKS atau FAKTA] : Menkeu Purbaya Kasih Pinjaman Cepat Rp 500 Juta, Segera Cair Tanpa Jaminan
[HOAKS atau FAKTA]: Menkeu Purbaya Kesal Rapat DPR Bahas Bencana Alam Sudah Habiskan Anggaran Rp 20 Miliar
[HOAKS atau FAKTA] : Menkeu Purbaya Minta Pemda Pakai Uang Sendiri untuk Tangani Bencana Alam
[HOAKS atau FAKTA]: Jokowi Ditetapkan sebagai Bencana Nasional oleh Pemerintah
[HOAKS atau FAKTA]: Terus Disinggung soal Kerusakan Alam Jadi Pemicu Bencana Alam di Sumatra, Menhut Raja Juli Antoni Akhirnya Mundur dari Jabatannya
[HOAKS atau FAKTA]: Prabowo Sebut 95 Persen Kepala Desa Tidak Berguna, Jabatannya Layak Dihapuskan
[HOAKS atau FAKTA]: Ketua DPR Puan Minta Rakyat Patungan Beli Hutan untuk Cegah Bencana Alam Terjadi akibat Kerusakan Alam
[HOAKS atau FAKTA] : Jokowi Pilih Langsung Rektor UGM untuk Beking Dirinya dari Tudingan Ijazah Palsu