[HOAKS atau FAKTA]: Pemakaman di Jepang Gunakan Kode QR di Batu Nisan

Rabu, 29 September 2021 - Angga Yudha Pratama

Merahputih.com - Akun Facebook RevolutionerG membagikan sebuah gambar seorang wanita memindai kode QR pada benda seperti bentuk batu nisan di kuburan Jepang dengan klaim jika memindai bisa mendapatkan informasi tentang kehidupan almarhum.

Baca Juga:

[HOAKS atau FAKTA]: Pertamina Bagi-bagi Bantuan Rp 189 Juta

NARASI

QR code on grave in Japan!!!?
Such a RevolutionerG idea…
New generation will see their #Biography on cell phones !
The graves of the Japanese are equipped with a special QR code for each grave, which shows you pic.

technology #RevolutionerG

Did You Know??
There are graves in japan equipped with QR code for each grave.
Which show you picture, information and a brief biography of the life of the Dead.
Terjemahan:
“Kode QR pada kuburan di Jepang!!!
Ide RevolutionerG seperti itu… Generasi baru akan melihat #Biografi mereka di Handphone! Makam Jepang dilengkapi dengan kode QR khusus untuk setiap kuburan, yang menunjukkan Anda gambar. #teknologi #RevolutionerG
Tahukah kamu??
Ada kuburan di Jepang yang dilengkapi dengan kode QR untuk setiap kuburan. Yang menunjukkan kepada Anda gambar, informasi, dan biografi singkat tentang kehidupan Orang Mati.

Akun Facebook RevolutionerG membagikan sebuah gambar seorang wanita memindai kode QR pada benda seperti bentuk batu nisan (turnbackhoax)


FAKTA

Setelah dilakukan penulusuran Mafindo dengan pencarian gambar, ditemukan gambar serupa dalam artikel dari Tiongkok berjudul “Online memorial dedicated to WWII victims” terbit pada tahun 2015.

Dalam artikel tersebut ditemukan bahwa gambar itu diambil di sebuah taman hiburan di Tiongkok Barat Daya dan bukan batu nisan asli.

Pengunjung taman dapat memindai kode QR pada batu nisan tiruan untuk memperingati korban Pembantaian Nanjing dan Pemboman Chongqing, keduanya dilakukan oleh pasukan Jepang di Tiongkok selama Perang Dunia II.

Sebagai tambahan, ditemukan bahwa teks yang tertulis di batu nisan tiruan jika diterjemahkan artinya “Korban Pembantaian Nanjing”, dan teks itu bukan bahasa Jepang melainkan bahasa Tiongkok.

Baca Juga:

[Hoaks atau Fakta]: Aplikasi Telegram Gaet Pengguna Dengan Hadiah Rp 500 Ribu

KESIMPULAN

Dengan demikian klaim yang terdapat dalam narasi gambar tersebut tidak sesuai fakta, maka dapat dikategorikan konten yang salah. (Knu)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan