Hindari Risiko Stunting dengan Protein

Senin, 22 April 2024 - Hendaru Tri Hanggoro

MerahPutih.com - Stunting masih jadi salah satu masalah utama menuju Indonesia Emas 2045. Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) RI mengungkap, perlu penurunan angka stunting yang signifikan agar tujuan Zero Stunting pada 2030 tercapai.

Dr. dr. Luciana Sutanto, MS. SpGK.(K) spesialis gizi klinik di RS Mitra Kemayoran, Jakarta menjelaskan bahwa pemenuhan gizi anak sebenarnya sudah dituangkan di pedoman makan yang disusun Kementerian Kesehatan lewat Peraturan Menteri Kesehatan no 41 tahun 2014.

“Di pedoman gizi seimbang itu dijelaskan bagaimana porsi makan untuk anak, yaitu terdiri dari makan utama yang lengkap tiga kali satu hari, ditambah dua sampai tiga kali selingan. Makan utama terdiri dari sumber karbohidrat, yang sehari-hari kita sebut sebagai makanan pokok, ada lauk pauk yang menjadi sumber protein, baik itu hewani dan nabati, dan dilengkapi sayur dan buah,” jelas Lucy melalui keterangan resminya (21/4).

Tidak kalah penting untuk dicermati, kunci menurunkan stunting dan menghindari risiko hambatan pertumbuhan adalah protein.

Baca juga:

Kenali Stunting dan Penyebabnya

Konsumsi asam amino esensial bersumber dari protein, merupakan variasi asupan protein. Dibandingkan protein nabati, protein hewani mempunyai jenis asam amino yang lebih lengkap dan sesuai dengan kebutuhan tubuh, serta mempunyai bioavailabilitas atau kemampuan diserap yang lebih tinggi.

Asam amino yang merupakan bagian terkecil dari struktur protein ternyata memiliki banyak fungsi antara lain, membangun dan memperbaiki jaringan tubuh, memastikan produksi hormon pertumbuhan, meningkatkan penyerapan nutrisi, dan memperkuat sistem kekebalan tubuh.

Dokter Lucy menambahkan pentingnya asam amino, “Secara khusus, saya ingin menekankan pentingnya protein, karena protein adalah sumber asam amino yang sangat diperlukan tumbuh kembang anak, jadi harus dilengkapi baik jenis maupun jumlahnya," ungkap Luciana.

Baca juga:

Asupan Tepat Protein Hindarkan Anak dari Risiko Stunting

Banyak penelitian membuktikan korelasi erat antara kadar asam amino yang rendah di dalam tubuh dengan kasus anak stunting.

Studi di EBioMedicine menyebutkan bahwa kadar asam amino esensial maupun non esensial yang bersirkulasi di dalam tubuh anak-anak yang mengalami stunting secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan anak yang tidak mengalami stunting.

Dewi Virdianti Pangastuti, Health Communicator KALBE Nutritionals, mengungkapkan bahwa tumbuh kembang anak bisa selalu dipantau dengan metrik tertentu.

“Anak usia 4 sampai 12 tahun yang sedang tumbuh dan berkembang pesat membutuhkan asam amino yang cukup. Tugas orang tua memastikan asupan anak mendukung proses itu. Apakah asupan makanan anak cukup untuk tumbuh kembangnya bisa dilihat dari berat dan tinggi badannya dibandingkan dengan standar usianya,” ungkap dr. Dewi Virdianti.

Baca juga:

Kualitas dan Gaya Hidup Baik saat Remaja Bantu Tekan Angka Stunting

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan