Harris Unggul Tipis Dari Trump Dalam Jejak Pendapat Pemilu AS Terkini
Rabu, 28 Agustus 2024 -
MerahPutih.com - Pemilihan presiden dan anggota legislatif Amerika Serikat berlangsung pada Selasa 5 November 2024. Pemilu kali ini, hadirkan pertarungan Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris dan calon presiden partai Republik Donald Trump.
Jajak pendapat yang dilakukan Florida Atlantic University (FAU) dan Mainstreet Research USA mendapati, Harris memimpin atas Trump dengan perolehan dukungan 47 persen berbanding 43 persen di kalangan pemilih Amerika dan margin tersebut tetap sama di kalangan pemilih potensial dengan Harris didukung 49 persen dan Trump 45 persen.
Harris mendapat dukungan kuat di antara pemilih perempuan sebesar 53 persen dibanding pemilih pria yang hanya 45 persen. Ia juga unggul di antara pemilih kulit hitam dan Latin – dengan masing-masing 73 persen dan 51 persen mendukungnya.
Harris menjadi calon Demokrat tak lama setelah Presiden AS Joe Biden mengundurkan diri dari pencalonan akhir bulan lalu di tengah meningkatnya kekhawatiran atas persoalan ketajaman mentalnya pada usia 81 tahun.
Baca juga:
Barack Obama dan Michelle Dukung Kamala Harris di Pilpres AS
Perombakan tiket Demokrat telah mengirimkan gelombang kejutan dalam pencalonan Gedung Putih karena Harris terus mendapatkan dukungan yang telah hilang dari Biden dalam beberapa bulan terakhir, khususnya di 'negara bagian penting yang pemilihnya kerap berpindah partai'.
"Sejak ia naik ke posisi puncak, Wakil Presiden Harris telah berhasil menarik minat pemilih perempuan, dan kesenjangan gender semakin terlihat jelas," kata Luzmarina Garcia, asisten profesor ilmu politik di FAU, dalam sebuah pernyataan.
"Harris juga telah membangun kembali keunggulan Partai Demokrat di mata pemilih minoritas," kata Garcia.
Trump mengalami penurunan dukungan di kalangan pemilih independen secara signifikan sejak Harris menjadi calon dari Partai Demokrat.
Baca juga:
Kamala Harris Maju Pilpres AS, Kubu Donald Trump Ketar-Ketir
Harris kini memperoleh dukungan dari 48 persen kelompok kritis tersebut, dibandingkan dengan hanya 35 persen yang mendukung Trump.
“Trump kehilangan dukungan dari kalangan Independen dibandingkan pada Juli, yang mungkin merupakan hasil dari konvensi Partai Demokrat dan masih harus diperhatikan,” kata profesor ilmu politik FAU Dukhong Kim.
Ia mengatakan, jika pola ini terus berlanjut, akan sulit bagi Trump untuk mempertahankan keunggulan dalam pemilihan.
"Trump tetap mendominasi pemilih kulit putih dengan dukungan 59 persen," katanya dikutip Antara. (*)