Hari Raya Imlek, Keuntungan Penjual Burung Pipit Bisa Mencapai Rp2,5 Juta

Jumat, 27 Januari 2017 - Luhung Sapto

Hari-hari jelang perayaan Tahun Baru Imlek membawa kegembiraan tersendiri bagi Januri, penjual burung pipit atau emprit, kata orang Jawa, di area Klenteng Sanggar Agung, Kenjeran, Surabaya. Bayangan dompetnya akan dipenuhi lembaran rupiah sudah di depan mata.

Januri sudah belasan tahun berjualan burung di depan Klenteng Sanggar Agung. Ia tak sendiri, ada dua orang lainnya yang mengharap berkah dari umat Khonghucu yang sembahyang di Klenteng Sanggar Agung.

Januri menjual satu ekor burung emprit seharga Rp1.500 per ekor. Dalam satu hari, Januri bisa meraup keuntungan Rp150-200 ribu. Keuntungan itu akan berlipat-lipat saat menjelang Imlek. Puncaknya saat hari Imlek.

"Imlek tahun lalu saja, ada yang pesan beli burung emprit senilai Rp2,5 juta. Semoga tahun ini ada lagi yang mau beli burung saya dalam jumlah banyak," kata Januri penuh harap.

Menurut Juliman, salah satu umat Khonghucu, burung emprit dibutuhkan oleh umat Khonghucu untuk ritual pelepasan burung. Pelepasan burung ke udara diikuti dengan doa. Harapannya, burung emprit itu akan menyampaikan pesan kepada para dewa.

Misalnya saja ada salah satu umat yang mempunyai permohonan agar bisa menikah tahun ini. Maka dia akan berdoa kepada para dewa. Setelah berdoa orang yang bersangkutan akan mengocok kumpulan batang bambu yang terdapat angka. Dari batang bambu yang terdapat angkanya itu, bisa dibaca tafsir kemungkinan dikabulkannnya permohonan tersebut.

"Kalau tak paham dengan tafsirnya, bisa ditanya kepada para pemuka agama Khonghucu. Biasanya, agar permohonannya dilabulkan, para pemuka akan meminta untuk melepaskan sejumlah burung," kata Juliman.

Tulisan ini dibuat berdasarkan laporan Tejo Sukmono, kontributor merahputih.com untuk wilayah Surabaya dan sekitarnya. Baca juga ulasan mengenai imlek dari Surabaya, Perhatikan Waktu yang Afdol Saat Sembahyang di Klenteng.

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan