Gubernur Pramono Wajibkan 10 Hotel Bintang 5 Hadirkan Unsur Betawi

Rabu, 28 Mei 2025 - Wisnu Cipto

MerahPutih.com - Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung mewajibkan sepuluh hotel bintang lima di Jakarta menampilkan usur budaya Betawi. Langkah ini sebagai implementasi Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2024, salah satu identitas utama Jakarta sebagai kota global adalah memajukan budaya Betawi.

"Ada sepuluh hotel bintang lima yang berpartisipasi. Maka, warna budaya Betawi akan sangat tampak, bahkan makanannya pun akan menjadi makanan khas Betawi," kata Pramono, saat penandatanganan kerja sama pelestarian kebudayaan Betawi di Singasari Ballroom, Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (28/5).

Penandatanganan perjanjian kerja sama dilakukan untuk membangun kemitraan yang lebih kuat dengan pengelola hotel berbintang, sebagai langkah konkret menghadirkan budaya Betawi di ruang-ruang strategis.

Baca juga:

Bikin Budaya Betawi Lebih Menarik, Pramono Bakal Libatkan TikTokers

Pramono berharap warisan budaya Betawi tidak hanya dilestarikan, tetapi juga terus tumbuh dan berkembang sebagai identitas Jakarta yang hidup dan menyatu dalam keseharian kota, termasuk di lobi dan ruang-ruang representatif hotel berbintang.

"Saya sungguh berharap, ketika kita menghadirkan budaya Betawi di ruang-ruang strategis secara nyata, maka akan semakin banyak orang datang ke Jakarta untuk berkumpul," papar Pramono.

Gubernur juga menekankan, penempatan ikon budaya Betawi serta pemberdayaan pelaku seni budaya di hotel berbintang merupakan bentuk apresiasi sekaligus investasi jangka panjang dalam memperkuat karakter kota.

Baca juga:

Pesta Seks Sesama Jenis Hotel Bintang 4 Setiabudi, Berkedok Ulang Tahun Sewa Kamar Rp 1,1 Juta per malam

Menurut dia, kehadiran budaya di ruang publik akan memperkaya pengalaman para tamu, membangun narasi yang kuat, dan mempertegas posisi Jakarta sebagai kota dengan daya tarik khas.

"Mari jaga semangat kolaborasi ini untuk merawat budaya, memberdayakan seniman, meningkatkan daya tarik pariwisata kota, serta memajukan kebudayaan tanpa kehilangan akar identitasnya," tutup Pramono. (Asp)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan