Gubernur Pramono Usul Speaker Masjid dan Gereja Dipakai untuk Peringatan Dini Banjir

1 jam, 25 menit lalu - Dwi Astarini

MERAHPUTIH.COM - GUBERNUR DKI Jakarta Pramono Anung mendorong lurah dan camat berkoordinasi dengan warga untuk memaksimalkan fasilitas lingkungan, termasuk rumah ibadah, sebagai titik penyebaran peringatan dini saat terjadi banjir.

"Masjid, gereja, dan sebagainya, karena mereka punya, terutama masjid, mereka punya speaker dan sebagainya. Digunakan untuk peringatan dini," kata Pramono di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Rabu (3/12).

Selain itu, Pramono juga meminta jajaran kecamatan dan kelurahan memperkuat kerja sama dengan unsur pengamanan di tingkat wilayah seperti Bhabinkamtibmas, Babinsa. Menurut Pramono, hubungan yang baik di tingkat bawah akan memudahkan penanganan masalah di lapangan.

"Karena kalau hubungan ini baik di bawah, saya yakin ini menjadi modal utama kita untuk menghadapi hari-hari kritis di masa depan, seperti menghadapi curah hujan yang tinggi, juga Natal dan Tahun Baru," ucapnya.

Lebih jauh ia mengingatkan para camat dan lurah agar tidak berlebihan dalam menampilkan konten aktivitas pemerintahan atau yang berkaitan dengan jabatannya untuk diunggah di media sosial.

Baca juga:

BMKG Sempat Beri Peringatan Dini Siklon Tropis Senyar Sebelum Bencana Sumatra Terjadi


Pramono menekankan komunikasi pemerintah ke publik harus berlangsung jujur dan proporsional, bukan sekadar pencitraan. Hal ini diungkapkan Pramono dalam townhall meeting bersama para lurah, camat, dan jajaran Forkopimcam se-Jakarta.

"Apa pun yang kita lakukan harus bisa juga kita komunikasikan secara baik di ruang publik. Sebaik apa pun putusan-putusan yang kita buat, tetapi kalau kemudian tidak terkomunikasikan secara baik melalui media yang ada, publik juga tidak tahu," kata Pramono.

Pramono menegaskan ia tidak anti terhadap penggunaan media sosial oleh pejabat pemerintah. Namun, Pramono meminta konten yang dibuat tidak bersifat dramatis atau dilebih-lebihkan demi membangun citra tertentu.

"Tetapi saya juga berkeinginan bahwa yang kita komunikasikan yakni yang apa adanya. Enggak boleh terlalu berlebihan, apalagi kemudian, mohon maaf, dibuat seakan-akan menjadi konten tertentu," ujar Pramono.

Ia menambahkan hal yang penting yakni transparansi dan fokus pada perbaikan kerja. "Enggak apa-apa, konten enggak apa-apa, tetapi intinya saya berkeinginan bahwa Jakarta mari kita bangun bersama-sama dengan apa adanya. Hal baik ya baik, yang kurang yang kurang kita perbaiki dan sebagainya," lanjutnya.

Selain soal komunikasi publik, Pramono meminta jajaran kecamatan dan kelurahan mulai memperkuat kesiapsiagaan menghadapi musim hujan. Prakiraan curah hujan tinggi, termasuk potensi banjir rob, disebut sebagai situasi yang perlu diantisipasi sedini mungkin. Pramono meminta semua perangkat wilayah aktif mengecek kondisi drainase dan segera berkoordinasi jika ditemukan saluran bermasalah. Ia menekankan bahwa laporan perlu dilakukan tanpa menunggu komando agar penanganan tidak terlambat.

Mantan Sekretaris Kabinet itu menyinggung pengalaman daerah lain yang terdampak banjir bandang sebagai pengingat bahwa kesiapan harus dimulai sebelum bencana terjadi.

"Sebagai camat, sebagai lurah, di mana saudara-saudara berada, kalau ada saluran yang kurang baik, segera dilaporkan. Apakah itu menjadi tanggung jawab saudara atau menjadi tanggung jawab Sumber Daya Air, dan sebagainya, harus segera dikoordinasikan," pungkasnya.(Asp)





Baca juga:

Pimpinan DPRD Restui Rencana Pramono Modernisasi Alat Pengendalian Banjir Jakarta






Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan