Greta Thunberg, Liam Cunningham, dan Belasan Aktivis Bertekad Jebol Blokade Israel Lewat Kapal Madleen, Bawa Bantuan Kemanusiaan untuk Warga Gaza

Rabu, 04 Juni 2025 - Hendaru Tri Hanggoro

MerahPutih.com - Sebuah kapal bernama Madleen kini tengah berlayar menuju Gaza. Tapi ini bukan kapal biasa.

Di atasnya ada aktivis iklim dunia Greta Thunberg, Rima Hassan (anggota Parlemen Eropa, Yasemin Acar (Jerman), Baptiste Andre (Prancis), Thiago Avila (Brasil), Omar Faiad (Prancis), Pascal Maurieras, Yanis Mhamdi (Prancis), Suayb Ordu (Turkiye), Sergio Toribio (Spanyol), Marco van Rennes (Belanda), Reva Viard (Prancis), dan Liam Cunningham (aktor serial laris Game of Thrones).

Tujuan Kapal Madleen

Misi mereka adalah mengantarkan bantuan dan mendobrak blokade kemanusiaan yang dilakukan Zionis Israel terhadap warga Gaza.

“Kami melakukan ini, karena tidak peduli seberat apa pun rintangannya, kita harus terus mencoba. Saat kita berhenti mencoba, saat itulah kita kehilangan kemanusiaan kita,” ujar Greta Thunberg seperti dikutip aljazeera.com (4/6).

Madleen diluncurkan oleh Freedom Flotilla Coalition (FFC) sebagai respons terhadap blokade total Zionis Israel sejak 2 Maret 2025.

Blokade ini telah memicu bencana kelaparan, menyebabkan lebih dari 90 persen dari 2,3 juta warga Gaza mengalami krisis pangan, bahkan banyak anak-anak meninggal karena kelaparan.

Baca juga:

Rumah Sakit Indonesia di Gaza Dikosongkan Paksa Israel, MER-C Kehilangan Akses Informasi

Berangkat dari Catania, Sisilia, Italia pada 1 Juni, kapal Madleen menempuh 2.000 km perjalanan dan diperkirakan tiba di Gaza pada 7 Juni.

Hingga hari ini (4 Juni), posisi kapal Madleen sudah 600 km dari Sisilia.

Madleen dinamai dari nelayan perempuan pertama Gaza dan melambangkan semangat pantang menyerah rakyat Palestina.

Kapal Madleen membawa berbagai barang penting: mulai dari obat-obatan, susu bayi, beras, hingga prostetik untuk anak-anak. Semuanya dibutuhkan segera.

Bukan Rombongan Pertama

Mereka bukan rombongan sipil pertama yang mencoba menembus blokade Zionis Israel.

Bulan lalu, kapal FFC lain bernama Conscience dibom drone di lepas Malta. Sebelumnya, serangan Israel terhadap kapal Mavi Marmara pada 2010 menewaskan 9 aktivis.

Meski sadar yang dihadapi tentara bengis bersenjata, para aktivis justru berlayar tanpa senjata.

"Koalisi Freedom Flotilla menekankan bahwa ini adalah aksi damai dari perlawanan sipil. Semua relawan dan kru di atas kapal Madleen telah dilatih dalam prinsip non-kekerasan. Mereka berlayar tanpa senjata, dipersatukan oleh keyakinan bersama bahwa rakyat Palestina berhak atas hak, kebebasan, dan martabat yang sama seperti semua orang," tulis pernyataan resmi mereka dalam freedomflotilla.org.

Dunia menanti apakah kapal penuh harapan ini bisa menembus blokade laut Zionis Israel yang telah berlangsung sejak 2007. (dru)

Baca juga:

Greta Thunberg: Tangani Masalah Perubahan Iklim Seperti Sebuah Krisis

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan