Greta Thunberg, Liam Cunningham, dan Belasan Aktivis Bertekad Jebol Blokade Israel Lewat Kapal Madleen, Bawa Bantuan Kemanusiaan untuk Warga Gaza


Greta Thunberg dan belasan aktivis dunia berlayar ke Gaza dalam misi damai membawa bantuan kemanusiaan lewat kapal Madleen. (Foto: YouTube/Globalnews)
MerahPutih.com - Sebuah kapal bernama Madleen kini tengah berlayar menuju Gaza. Tapi ini bukan kapal biasa.
Di atasnya ada aktivis iklim dunia Greta Thunberg, Rima Hassan (anggota Parlemen Eropa, Yasemin Acar (Jerman), Baptiste Andre (Prancis), Thiago Avila (Brasil), Omar Faiad (Prancis), Pascal Maurieras, Yanis Mhamdi (Prancis), Suayb Ordu (Turkiye), Sergio Toribio (Spanyol), Marco van Rennes (Belanda), Reva Viard (Prancis), dan Liam Cunningham (aktor serial laris Game of Thrones).
Tujuan Kapal Madleen
Misi mereka adalah mengantarkan bantuan dan mendobrak blokade kemanusiaan yang dilakukan Zionis Israel terhadap warga Gaza.
“Kami melakukan ini, karena tidak peduli seberat apa pun rintangannya, kita harus terus mencoba. Saat kita berhenti mencoba, saat itulah kita kehilangan kemanusiaan kita,” ujar Greta Thunberg seperti dikutip aljazeera.com (4/6).
Madleen diluncurkan oleh Freedom Flotilla Coalition (FFC) sebagai respons terhadap blokade total Zionis Israel sejak 2 Maret 2025.
Blokade ini telah memicu bencana kelaparan, menyebabkan lebih dari 90 persen dari 2,3 juta warga Gaza mengalami krisis pangan, bahkan banyak anak-anak meninggal karena kelaparan.
Baca juga:
Rumah Sakit Indonesia di Gaza Dikosongkan Paksa Israel, MER-C Kehilangan Akses Informasi
Berangkat dari Catania, Sisilia, Italia pada 1 Juni, kapal Madleen menempuh 2.000 km perjalanan dan diperkirakan tiba di Gaza pada 7 Juni.
Hingga hari ini (4 Juni), posisi kapal Madleen sudah 600 km dari Sisilia.
Madleen dinamai dari nelayan perempuan pertama Gaza dan melambangkan semangat pantang menyerah rakyat Palestina.
Kapal Madleen membawa berbagai barang penting: mulai dari obat-obatan, susu bayi, beras, hingga prostetik untuk anak-anak. Semuanya dibutuhkan segera.
Bukan Rombongan Pertama
Mereka bukan rombongan sipil pertama yang mencoba menembus blokade Zionis Israel.
Bulan lalu, kapal FFC lain bernama Conscience dibom drone di lepas Malta. Sebelumnya, serangan Israel terhadap kapal Mavi Marmara pada 2010 menewaskan 9 aktivis.
Meski sadar yang dihadapi tentara bengis bersenjata, para aktivis justru berlayar tanpa senjata.
"Koalisi Freedom Flotilla menekankan bahwa ini adalah aksi damai dari perlawanan sipil. Semua relawan dan kru di atas kapal Madleen telah dilatih dalam prinsip non-kekerasan. Mereka berlayar tanpa senjata, dipersatukan oleh keyakinan bersama bahwa rakyat Palestina berhak atas hak, kebebasan, dan martabat yang sama seperti semua orang," tulis pernyataan resmi mereka dalam freedomflotilla.org.
Dunia menanti apakah kapal penuh harapan ini bisa menembus blokade laut Zionis Israel yang telah berlangsung sejak 2007. (dru)
Baca juga:
Greta Thunberg: Tangani Masalah Perubahan Iklim Seperti Sebuah Krisis
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Bantuan ke Gaza Masih Dibatasi, Sesuai Perjanjian Gencatan Senjata 600 Truk Bantuan Harus Masuk Setiap Hari

Israel Masih Ogah Buka Perbatasan Rafah, Bantuan ke Gaza Tidak Bisa Lewat

Pusat Koordinasi Pemantauan Gencatan Senjata Bakal Berkantor di Isreal, Komite Teknokrat Bakal Kelola Gaza

Trump Umumkan Fase 2 Gencatan Senjatan di Gaza, Bakal Bentuk Pemerintahan

WHO Nyatakan 15 Ribu Korban Serangan Israel di Gaza Butuh Segera Operasi Amputasi

Presiden Prabowo Sudah Bilang Siap! Gaza Tunggu Kedatangan Pasukan Garuda

Prabowo Subianto Tegaskan Gencatan Senjata KTT Gaza Awal Perdamaian Menyeluruh di Palestina

Langkah KTT Perdamaian Gaza Berpotensi Tak Berjalan Mulus, BKSAP DPR: Israel Selalu Melanggar Perjanjian

Hamas Bebaskan 20 Sandera Hidup, Tepati Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Ribuan Orang Kembali ke Rumah di Jalur Gaza, Pasukan AS Pantau Pelaksanaan Gencatan Sejata
