Gempuran Israel Telah Tewaskan Sekitar 1.200 Warga Palestina
Kamis, 12 Oktober 2023 -
MerahPutih.com - Hamas memulai Operasi Badai Al Aqsa dengan serangan kejutan melalui serentetan tembakan roket, dan penyusupan ke wilayah Israel sebagai tanggapan atas penyerbuan ke Masjid Al Aqsa dan kekerasan terhadap warga Palestina.
Israel membalas dengan Operasi Pedang Besi dengan menargetkan Jalur Gaza, yang meluas dengan memotong pasokan air dan listrik ke Gaza, serta serangan dari udara.
Baca Juga:
DPR Tantang Pemerintah hingga PBB Lebih Aktif Selesaikan Konflik Palestina-Israel
Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan warga Palestina yang tewas akibat gempuran Israel naik menjadi sekitar 1.200 orang dengan hampir 5.000 orang lainnya terluka.
Wakil Menteri Kesehatan Yusuf Abu al-Reesh mendatangi Rumah Sakit Al Shifa di Jalur Gaza untuk mengecek kondisi layanan kesehatan. Sebagian besar korban tewas dan terluka adalah anak-anak, perempuan dan lansia.
Kemenkes Gaza mengatakan rumah sakit di Gaza beroperasi dengan kapasitas penuh akibat serangan Israel yang semakin brutal. Situasi yang membludak membuat pasien dan korban luka ditampung dan dirawat di lantai rumah sakit.
Al-Kudra memperingatkan, Israel terus memutus jaringan listrik, air dan bahan bakar, yang menimbulkan bahaya besar dan berpotensi menyebabkan bencana kesehatan dan lingkungan yang parah.
Sementara, sedikitnya delapan jurnalis tewas dan dua lainnya hilang dalam serangan udara Israel di Gaza, yang dimulai setelah serangan Hamas ke Israel pada Sabtu lalu.
Kantor tersebut dalam sebuah pernyataan mengatakan para jurnalis yang terbunuh adalah Said al-Tavil, Muhammed Subh, Hisham en-Nawacihe, Ibrahim Lafi, Muhammed Cergun, Muhammed es-Salihi, Esad Shemlah dan Selame Mime.
Sedangkan dua jurnalis lainnya, Nidal al-Vahidi dan Heysem Abdulvahid, belum ditemukan. Rumah tiga jurnalis hancur total dan setidaknya 40 kantor media dilaporkan menjadi target serangan udara.
Jalur Gaza, yang dihuni hampir 2,2 juta orang, telah mengalami kesulitan karena pengepungan Israel yang membatasi akses mereka untuk mendapatkan makanan, obat-obatan, dan barang-barang lainnya sejak 2007.
Baca Juga:
Muhammadiyah Ajak Umat Islam Salat Gaib untuk Palestina