Ekspor ke Tiongkok Menurun Picu Lambatnya Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Kamis, 09 Juli 2015 -
Merahputih Keuangan - Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang semakin menurun akibat dari terus berkurangnya permintaan komoditas perdagangan yang selama ini menjadi tulang punggung Indonesia. Dimana komoditas tersebut banyak di ekspor ke Negara Tirai Bambu Tiongkok.
"Misalnya kaya Batu Bara, Minyak Kelapa Sawit, Karet, dan yang lainnya. Itukan banyaknya di ekspor ke Negara Tiongkok," tuturnya di Jakarta, Rabu, (8/7).
Dia menambahkan, berkurangnya permintaan komoditas tersebut dikarenakan melambatnya perekonomian di negara tirai bambu tersebut.
"Studi kami kalau pertumbuhan ekonomi di Tiongkok tergerus 1 persen saja. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia bisa hanya mencapai 0,4 persen - 0,6 persen. Maka, harus betul-betul diperhatikan. Nah, koreksinya saat ini sudah sangat tajam dan sekarang sudah terlihat dari beberapa indikatornya," terangnya.
Untuk diketahui, pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2014 hanya tumbuh sebesar 5,06 persen. Tingkat pertumbuhan 5,06 persen itu merupakan tingkat pertumbuhan yang relatif cukup tinggi di tengah kondisi ketidakpastian perekonomian dunia, gejolak pasar keuangan, dan penurunan kinerja perekonomian Tiongkok dan negara-negara di kawasan Eropa yang menyebabkan penurunan investasi dan permintaan barang dari Indonesia. Hal tersebut dipaparkan oleh Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro kemarin dalam Rapat Paripurna Sidang Ke-IV di DPR RI.(rfd)
Baca Juga:
BI Koreksi Bank Dunia Terkait Target Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Pertumbuhan Ekonomi Turun, DPR Desak Pemerintah Bergerak Cepat
Laju Pertumbuhan Ekonomi 2015 Hanya 5%
BI Optimis Pertumbuhan Ekonomi Semester II Meningkat
Pertumbuhan Ekonomi Sudah Terpuruk Sejak Era SBY