Dukung Demo Pemakzulan Presiden Yoon Suk-yeol, Donatur Traktir Peserta Aksi Kopi Seharga Rp 61 Juta
Kamis, 12 Desember 2024 -
MERAHPUTIH.COM - SEORANG donatur anonim membayar 5 juta won (sekira Rp 61 juta) untuk membeli kopi di sebuah kafe di dekat Majelis Nasional. Ribuan cangkir koppi itu merupakan bentuk dukungan kepada para peserta aksi protes yang telah menyalakan lilin, menyerukan pencopotan Presiden Yoon Suk-yeol.
Sebuah unggahan di platform media sosial X merinci donasi tersebut pada Selasa (10/12), seperti dilansir The Korea Times. "Seorang pria berusia 50-an membayar 1.200 cangkir kopi senilai 5 juta won untuk para pengunjuk rasa yang menyalakan lilin. Kafe yang berpartisipasi ialah Paris Baguette di dekat KBS Yeouido, dan kode untuk mengklaim kopi tersebut ialah 'Kim Min-joo’,” ujar warganet tersebut.
Unggahan tersebut mengatakan siapa pun dapat menerima minuman gratis dengan memberikan nama yang digunakan untuk pembayaran di kafe.
Kafe yang dimaksud terletak di dekat Stasiun Majelis Nasional di Seoul Metro Jalur 9, tempat itu memang langganan jadi lokasi demonstrasi. Sistem pembayaran di muka seperti ini, sebagai bentuk solidaritas terhadap warga yang menantang cuaca dingin untuk menghadiri demonstrasi, telah menjadi tren yang berkembang di daerah tersebut.
Baca juga:
Cabang Paris Baguette di KBS Yeouido mengonfirmasi bahwa seseorang menelepon untuk mengatur pembayaran di muka dan mentransfer 5 juta won ke rekening kafe.
“Kami sedang mendiskusikan kapan kami akan mulai menyediakan minuman prabayar kepada warga,” kata penanggung jawab cabang kafe itu.
Selain jumlah donasi yang cukup besar, nama yang digunakan untuk prabayar, Kim Min-joo, juga menarik perhatian secara daring. Nama yang berarti ‘demokrasi’ dalam bahasa Korea itu dipandang sebagai simbolis sehubungan dengan protes tersebut. Banyak yang berspekulasi apakah nama tersebut asli atau dipilih sebagai sebuah penanda yang disengaja terhadap situasi politik saat ini.
"Ketika aku masih menjadi siswa di Provinsi Jeolla, ada tiga siswa bernama 'Min-joo' di kelasku. Rasanya seperti generasi yang hidup selama Pemberontakan Gwangju 1980 ingin meneruskan semangat demokrasi kepada generasi berikutnya,” kata seorang warganet mengomentari pemilihan kode untuk koppi gratis itu.(dwi)
Baca juga:
Ketika Lightstick Bikin Warga Korea Selatan Bersatu Dukung Pemakzulan Presiden