Dokter: Perempuan Jangan Abai jika Ada Keluhan pada Jantung
Rabu, 31 Juli 2024 -
Merahputih.com - Penyebab kematian karena jantung di Indonesia sangat tinggi. Dilansir dari laman Kementerian kesehatan RI, tercatat ada sebanyak 651.481 kematian.
Kondisi ini menjadi perhatian sebab banyak masyarakat, terutama perempuan yang abai terhadap gejala jantung yang ditunjukan.
Ketua Rumah Sakit Kardiovaskular Heartologi Dafsah Arifa Juzar mengatakan bahwa perempuan menjadi kelompok masyarakat yang sangat kurang aktif melakukan pengecekan kesehatan jantung.
"Sering kali perempuan punya tendensi menahan sakit," katanya saat temu dengan awak media, Ruang Meeting Belgravia The Langham Hotel, Jakarta Pusat pada Selasa (30/7).
Baca juga:
Polusi Udara Jangka Panjang Perparah Penyakit Pernapasan hingga Memicu Jantung dan Stroke
Pernyataan Dafsah diperkuat dengan adanya akumulasi data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 yang menyebutkan berdasarkan jenis kelamin, prevalensi penderita jantung kronis lebih tinggi pada perempuan yakni 1,6 persen dibandingkan pada laki-laki 1,3 persen.
Ia menjelaskan perempuan juga memiliki risiko fatalitas yang sangat tinggi ketimbang laki-laki. Hal ini bisa terjadi, kata Dafsah, karena perempuan suka menahan sakit dari gejala jantung yang sudah muncul.
Hal ini terbukti dari tren perawatan jantung. Dafsah mengatakan hampir 70 persen masih pasien laki-laki yang datang mengecek kesehatan jantungnya ke rumah sakit, sementara itukurang lebih 30 persen perempuan yang ke rumah sakit.
Baca juga:
Dafsah mengingatkan perempuan untuk tidak menganggap sepele ketika saat memiliki keluhan pada jantung. Sebab bisa jadi temuan akhirnya, kondisi jantung sudah pada tahap kronis.
Dafsah mearuh perhatiannya khusus kepada pasien perempuan dengan keluhan jantung, sebab tak bisa dipungkiri secara epidemiologi jantungnya berbeda dengan lelaki.
"Jadi kita harus lebih hati-hati dan aware terhadap keluhan, jangan menganggap cemen keluhan yang dialami perempuan," katanya. (Tka)