Dikawal Pemuda Pancasila, Bamsoet Jenguk Mahasiswa Al Azhar Korban Kerusuhan
Rabu, 25 September 2019 -
Merahputih.com - Ketua DPR Bambang Soesatyo menjenguk korban luka buntut ricuh demo di depan gedung DPR di RS Pelni, termasuk Faisal Amir (21), yang mengalami pendarahan pada bagian kepala.
Faisal Amir sempat dikabarkan meninggal dunia akibat menjadi korban rusuh demo di depan DPR. Belakangan, keluarga membantah dan memastikan Faisal masih hidup. Universitas Al-Azhar membentuk tim investigasi untuk menyelidiki kasus ini.
Baca Juga:
RS Pelni Benarkan Mahasiswa Al Azhar Alami Pecah Tengkorak Kepala
Bamsoet awalnya menceritakan dirinya sempat bertemu dengan orang tua Faisal. Dia menyebut Faisal kini sudah stabil usai menjalani operasi semalam.
"Tadi ibunya juga menyapa Faisal dan Faisal memberikan respons dengan membuka matanya sedikit," kata Bamsoet di RS Pelni, JL Ks Tubun, Palmerah, Jakarta Barat, Rabu (25/9).
Dikelilingi oleh anggota-anggota Pemuda Pancasila yang berseragam oranye dan hitam, Bambang mengatakan dia berharap para mahasiswa bisa menahan diri.

Bamsoet juga menjenguk korban-korban lain yang dirawat di RS Pelni. Selain itu, politikus Golkar ini ingin mengecek aparat yang menjadi korban saat demo berakhir bentrokan petang lalu.
"Saya mau lihat sejauh mana luka yang mereka derita. Karena saya dengar juga banyak korban dari pihak keamanan. Dari lemparan batu dan bentrokan yang terjadi tadi malam," tuturnya Bamsoet yang mengenakan kemeja putih ini.
Selain dari mahasiswa, korban bentrokan dialami pihak aparat. Bamsoet berencana menengoknya. "Dari sini pun saya akan menengok petugas, baik kepolisian maupun TNI yang terluka," ucap dia.
Baca Juga:
Mahasiswanya Patah Tangan Saat Demo, Rektor Al Azhar Indonesia Bentuk Tim Investigasi
Kepala RS Pelni Dr Dewi Fankhuningdyah mengatakan Faisal tiba di RS Pelni dalam keadaan tidak sadarkan diri. Dewi mengatakan Faisal dirawat secara intensif di ruang ICU. Kondisi Faisal belum stabil.
"Kondisi terakhir pasien cukup baik, progresnya cukup memuaskan, tapi masih dalam keadaan yang tidak stabillah kita bilang, dalam keadaan kritis, sehingga pasien masih dalam membutuhkan pengawasan di ICU atau intensive care," ungkap Dewi. (Knu)