Curhatan Siswa Kabupaten Soppeng Ketika Belajar Jarak Jauh

Senin, 11 Januari 2021 - Andreas Pranatalta

PANDEMI COVID-19 menyebabkan para siswa, guru, dan orangtua mengalami kendala karena ketidaksiapan dalam melakukan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Seperti yang dirasakan oleh Afifah Muthiah Unga Waru, siswa kelas 10 di SMAN 1 Soppeng, Sulawesi Selatan. Ia menjadi satu dari jutaan siswa di Indonesia yang dituntut untuk tetap bersekolah di tengah berbagai keterbatasan selama pandemi.

Berikut lima curhatan Unga kepada Ruangguru selama mengikuti sekolah daring.

Baca juga:

Pemkot Tangerang Fasilitasi Internet Gratis Untuk Siswa Belajar Daring

1. Sulit berinteraksi dengan guru

Ruangguru
Pembelajaran Jarak Jauh masih harus dilakukan karena pandemi. (Foto: Istimewa)

Sebagai anak yang terbilang aktif saat melakukan pembelajaran langsung di kelas, perubahan interaksi dalam proses belajar daring merupakan salah satu hal yang membuat sejumlah siswa kesulitan. Seperti yang dialami oleh Unga. Ia merupakan anak yang tergolong aktif saat pembelajaran di kelas. Ia kerap kali merespon berbagai pertanyaan yang dilontarkan guru dan juga melakukan presentasi di kelas.

Selama melaksanakan pembelajaran daring, Unga merasa kesulitan untuk berinteraksi langsung secara aktif dengan guru karena seluruh pembelajaran dilakukan menggunakan gawai.

2. Tidak dapat bertemu teman baru

Curhatan Siswa Kabupaten Soppeng Ketika Belajar Jarak Jauh
Menghalangi Unga untuk aktif di kelas. (Foto: Istimewa)

Dengan sistem pembelajaran jarak jauh, para siswa dituntut dapat bersekolah secara individu dari rumah. Segala interaksi baik dengan guru dan juga teman dilakukan secara daring. Sebagai siswa kelas 10 SMA, Unga yang baru saja masuk ke jenjang pendidikan baru tentunya memiliki perubahan lingkungan dan perubahan teman sebayanya.

Hal ini menjadi salah satu yang sangat disayangkan karena Unga harus berkenalan dan juga berinteraksi dengan teman barunya hanya melalui gawai. Ia belum pernah bertemu dengan teman barunya dan juga tidak dapat belajar serta berdiskusi secara tatap muka.

3. Kesulitan akses jaringan internet

Curhatan Siswa Kabupaten Soppeng Ketika Belajar Jarak Jauh
Beberapa wilayah masih sulit menjangkau internet. (Foto: inlytics)

Adanya kendala pada jaringan internet bukan hanya masalah yang dirasakan oleh anak di satu daerah. Di Indonesia, terdapat beberapa daerah yang mengalami kesulitan dalam mengakses jaringan internet karena tidak meratanya kualitas jaringan, terutama di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar). Para siswa bahkan tak jarang harus keluar rumah untuk menuju suatu tempat agar mendapat sinyal yang lebih baik dan bisa mengikuti pelajaran di sekolahnya.

Buruknya jaringan internet di dalam rumah, membuat Unga harus keluar rumah untuk mengumpulkan tugas melalui internet. Biasanya, Unga hanya perlu ke depan halaman rumah atau harus berjalan kaki sejauh 50 meter ke sekitar masjid. Terkadang ia harus ke kebun dengan durasi tempuh 10 menit dari rumahnya dengan menggunakan kendaraan motor.

Baca juga:

Jaga Kesehatan Mata di Masa Belajar Daring

4. Jenuh menghadapi gawai terlalu lama

Curhatan Siswa Kabupaten Soppeng Ketika Belajar Jarak Jauh
Menatap layar gawai terlalu lama bisa membuat mata sakit. (Foto: Unsplash/freestocks)

PJJ yang diikuti oleh seluruh siswa di Indonesia biasanya menggunakan gawai, yaitu telepon genggam atau handphone. Dengan ukuran yang terbilang kecil, tidak jarang anak menjadi mudah jenuh dan mengalami ketidaknyamanan apabila terlalu lama menggunakan gawai. Hal ini juga dialami oleh Unga yang merasa jenuh dan sakit mata apabila terlalu lama berhadapan dengan handphone selama sekolah daring.

5. Waktu belajar minim, tugas menumpuk

Curhatan Siswa Kabupaten Soppeng Ketika Belajar Jarak Jauh
Tugas dan waktu tidak seimbang. (Foto: Unsplash/Annie Spratt)


Dengan dilakukannya sistem pembelajaran secara daring, para guru juga mengalami kesulitan dalam proses penyampaian materi pelajaran. Sehingga tidak jarang jika guru hanya mengirimkan materi berupa file pdf yang harus diakses dan dipelajari sendiri oleh siswa. Menurut Unga, hal ini menjadi hambatan juga karena materi menjadi lebih sulit untuk dipahami dan banyaknya tugas membuat ia kewalahan dalam belajar.

Berbagai kendala tersebut membuat anak dan juga orang tua harus dapat memikirkan strategi dan mencari alternatif pembelajaran lain yang dapat digunakan untuk membantu para siswa untuk belajar. Dengan berbagai fiturnya, Ruangguru dapat menjadi alternatif atas kekhawatiran orangtua terhadap pendidikan anak saat PJJ. Ruangguru menyajikan video belajar beranimasi dengan ribuan latihan soal dan rangkuman di ruangbelajar. (and)

Baca juga:

Buat Belajar Daring, 1,3 Juta Kartu Perdana Berkuota 10 GB Dibagikan Telkomsel

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan