COVID-19 Resmi Jadi Pandemi Paling Parah dalam Sejarah AS
Senin, 04 Oktober 2021 -
SELAMA lebih dari satu abad, flu Spanyol yang terjadi pada 1918 telah dideklarasikan sebagai pandemi yang paling parah sepanjang sejarah Amerika Serikat. Kini rekor tersebut tergeser dengan pandemi yang terjadi saat ini. COVID-19 resmi menjadi pandemi terburuk sepanjang sejarah Amerika Serikat.
Seperti dilansir Health, angka korban jiwa yang disebabkan COVID-19 telah melampaui pandemi flu pada 1918 itu. Menurut data yang diperoleh dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), ada sekitar 675 ribu orang yang meninggal karena pandemi flu di Amerika Serikat pada awal musim semi pada 1918 sampai 1919.
Data yang diperoleh dari Johns Hopkins Coronavirus Resource Center melaporkan ada 676.100 orang yang meninggal karena COVID-19 di seluruh AS, padahal pandemi ini pun belum berakhir.

Pada masa terjadinya pandemi flu 1918, catatan dari Census Bureu melaporkan populasi Amerika Serikat ialah 105 juta, sedangkan saat ini populasi AS sejumlah 332,7 juta.
Saat pandemi 1918, virus yang tersebar ialah flu jenis H1N1 yang menyerang seluruh dunia dan menyebar dengan cepat di AS. Saat itu, belum ada vaksin flu. Orang-orang belum memahami mengapa flu bisa sebegitu mematikannya. Belum ada antibiotik untuk mengobati infeksi sekunder dari flu, seperti contohnya pneumonia. Menurut Arsip Nasional AS, orang-orang dipaksa untuk isolasi, karntina, dan membatasi interaksi sosial.

Saat ini, AS telah mengalami beberapa lonjakan kematian selama COVID-19. Pada April 2020, jumlah rata-rata kematian akibat coronavirus mencapai 2.308 dalam satu minggu. Pada Agustus 2020, jumlah rata-rata kematian menurun menjadi 1.210. Kemudian, jumlahnya sempat meningkat sampai 3.645 pada Januari 2021, dan menurun lagi menjadi 1.521 pada September ini. Saat ini, jumlah kematian harian akibat COVID-19 di AS belum pernah menurun di bawah angka 144 sejak pandemi dimulai.
Untuk mengurangi lonjakan angka COVID-19, pemerintah AS telah mendorong warganya untuk segera mendapatkan vaksinasi sejak Desember 2020. (SHN)