Cari Jodoh di Tengah Pandemi Corona Lebih Aman dan Minim Risiko

Senin, 12 Oktober 2020 - Dwi Astarini

KISAH percintaan ikut suram gara-gara pandemi. Mereka yang sudah punya pasangan harus kreatif menyiasati cara kencan akibat pembatasan sosial yang tiada akhir. Ada yang sukses. Mereka yang kandas juga banyak. Tidak mengherankan jika populasi lajang malah meningkat di masa pandemi.

Faktanya, banyak hal yang melatarbelakangi kandasnya hubungan asmara selama pandemi COVID-19. Ada yang memang sudah bermasalah sebelum corona, sering salah paham saat komunikasi secara virtual, hingga salah satu pasangan yang berselingkuh saat karantina mandiri.

BACA JUGA:

Tetap Waras Meski Kontrak Kerja Urung Diperbarui

Bagi beberapa orang, status lajang di masa pandemi seperti saat ini serbasalah. Mau deket sama yang baru tapi harus jaga jarak. Mau tetep melajang tapi kesepian. Harus bagaimana ini untuk kehidupan percintaan yang sentosa?

Para pakar hubungan asmara punya solusi jitu untukmu. Relationship coach, Lex dePraxia, mengatakan mencari jodoh di masa pandemi sah-sah saja. "Ada banyak platform online dating. Dimanfaatkan saja," tuturnya. Menurutnya, mencari pasangan melalui media daring lebih aman.

woman
Kencan daring memungkinkan Seleksi pasangan lebih baik. (Sumber: Pexels/Andrea Piacquadio)

Ia menjelaskan physical attraction yang terjadi saat pertemuan langsung bisa membuat orang terlalu cepat terikat secara emosional tanpa mengetahui latar belakang orang tersebut. Akibatnya, kita bisa salah pilih. Dengan adanya internet dating, kita akan jauh lebih aman.

"Di masa pandemi seperti saat ini, internet dating minim resiko. Baik resiko dari terpapar COVID-19 atau resiko terjebak hubungan yang salah," ujarnya.

woman
Jangan ragu untuk melakukan pencarian jodoh secara daring. (foto: pixabay/Andrea Piacquadio)

Psikolog Klinis, Grace Maretta mengatakan kencan secara online membuat kita tetap terkoneksi namun lebih aman. "Komunikasi virtual justru membuat kita bisa mengeksplorasi lebih banyak hal dari calon pasangan mulai dari value, prinsip hidup, dan lain-lain," urainya.

"Kita juga bisa menemukan sisi lain dari orang tersebut dalam menyikapi pandemi atau topik mendalam lainnya. Dari cerita-ceritanya kita bisa memutuskan akan lanjut atau tidak," lanjutnya. Proses seleksi dengan cara ini pun bisa membuat kita lebih objektif dan berpikir sehat.(Avia)

BACA JUGA:

Putus Saat Pandemi Saatnya Move On atau Balikan? Ini Kata Pakar

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan