Putus Saat Pandemi Saatnya Move On atau Balikan? Ini Kata Pakar

Pikirkan matang-matang sebelum balikan (Foto: Pexels/Garon Piceli)
MASA pandemi tidak hanya membuat kita nelangsa dari segi keuangan, tetapi juga percintaan. Tidak sedikit hubungan kandas karena terpisah jarak selama Corona. Adanya teknologi tidak mampu merekatkan kembali hubungan yang renggang. Itu karena komunikasi virtual kerap kali menimbulkan kesalahpahaman antarpasangan.
Perasaan kesepian dan rindu pun membuat keinginan untuk kembali menjalin hubungan begitu kuat. Namun, apakah benar balik sama mantan adalah hal tepat. Apakah kamu harus move on atau balikan dengan mantan? Pakar hubungan bagikan pandangan mereka akan hal ini.
Baca juga:
Kisah Cinta Paling Romantis dan Bikin Iri di Tengah Pandemi COVID-19
Chief Psychologist and Co-Founder of Kalm, Karina Negara mengatakan keinginan untuk kembali sebenarnya adalah hal yang lumrah. "We are wired to connect. Kita memang tercipta untuk ingin terhubung itu normal," ujarnya.
Namun sebelum memutuskan kembali dengan si dia, psikolog klinis, Grace Maretta menyarankan kita untuk melihat kembali apa yang didapat sebelum dan sesudah menjalin hubungan dengan si mantan. "Evaluasi, apa saya bertumbuh atau lebih dewasa ketika bersamanya. Kalau jawabannya iya maka layak untuk dipertimbangkan," tuturnya.

Lebih lanjut Grace meminta kita untuk berbicara dengan hati kecil kita. Apakah kita merasa lega ataukah kehilangan. "Kalau setelah putus lega jadi pertanyaan, berarti kemarin terbebani dong. Terpenjara," cetus Grace. "Jangan dilihat dari kesepiannya tetapi apa yang betul-betul dirasakan," lanjutnya.
Jika jawabannya mengarah untuk move on, relationship coach Lex dePraxis bagikan tipsnya. "Kalau selama menjalani hubungan 'berdarah-darah', terkuras energi, inilah waktu untuk beristirahat, Self healing. Cobalah untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri misalnya me time atau mengejar apa yang ingin dicapai," terangnya.
Baca juga:
Tips Move On Ala Vanesha Prescilla, Dijamin Hari Ini Langsung Lupa Sama Mantan

Selain itu, Lex juga mengatakan bahwa saat putus kita merasa kehilangan sosoknya. Padahal, kita hanya kehilangan efek yang ditimbulkan oleh sosok tersebut. "Saat jatuh cinta ada berbagai hormon yang bekerja misalnya endorfin, oksitosin, hingga norepinefrin yang membuat kita semangat. Ketika putus, kita jadi ngedrop karena pemasok chemical itu pergi," urainya.
Ia pun menyarankan kita untuk mencari kegiatan yang bisa menimbulkan reaksi kimia yang sama. "Jangan langsung lompat ke hubungan baru tetapi ke aktivitas dengan efek sama. Kita perlu makan, perlu teman untuk ngobrol," tukasnya.
Jadi, apa keputusanmu sobat Merah Putih? (avia)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Jangan Terbawa Arus Budaya Barat, Menag Minta Pasangan di Indonesia segera Menikah

Cegah Modus Love Scamming, Kenali Ciri-cirinya

4 Zodiak yang Paling Cocok Jadi Pasangan Gemini, Bakal Saling Menghargai

Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat

Kamu Clingy ke Pasangan? Bisa Jadi Itu Tanda Insecure dan Takut Ditinggalkan

Jangan Coba-Coba FWB, Risiko Negatif Membayangi

Si Doi Sungguh Cinta atau Sekadar Breadcrumbing? Ketahui Makna dan Tanda-tandanya

Tips Pertemanan Langgeng, Perlu Adanya 'Ekuitas Persahabatan'

Pasangan Posesif Bikin Hubungan Jadi Toksik, Begini 5 Cara Menghadapinya

6 Cara Ampuh Supaya Kamu Tidak Gamon
