Calung Renteng Alat Musik Tradisional Mirip Angklung
Selasa, 05 April 2016 -
MerahPutih Budaya - Sekilas Calung Renteng nampak sama dengan angklung buhun yang ada di Baduy (Kanekes) pada fungsinya. Berbahan dasar bambu, juga warisan budaya agraris masyarakat Sunda lama.
Rahadian seorang sejarawan menuturkan bahwa zaman dahulu, calung renteng dimainkan disela pekerjaannya mengusir burung dan hama di huma (ladang padi di lahan kering). Tidak sekedar bunyi untuk menghibur, tetapi sebagai ritual penghormatan kepada Dewi Sri. Lagu-lagu yang dibawakan, berisi puji-puijan kepada Dewi Sri.
Seiring perkembangan zaman, fungsi calung bergeser. Tidak lagi sebagai sarana ritual tetapi lebih kepada pengiring seni pertunjukan calungan. Calungan adalah pertunjukan yang berisi lawakan, dan musik rakyat. Pertunjukan rakyat yang disajikan oleh rakyat, untuk rakyat, tetapi digemari seluruh lapisan masyarakat.
Calung Renteng adalah instrumen musik yang berasal dari warisan budaya masyarakat sunda lama (Foto: Dok. Perpustakaan Digital Sri Baduga Bandung, via MerahPutih/Abdul Majid)
Calung renteng disebut juga calung rantay. Eka Nurwana, budayawan mengklasifikasikan bahwa calung renteng dan calung gambang berbeda jenis. Untuk memainkan calung renteng biasanya dipukul menggunakan dua buah alat pemukul sambil duduk bersila.
Sedangkan Calung renteng terdiri dari bilah bambu yang diikat dan disusun berderet dengan urutan bambu yang terkecil sampai yang paling besar, selanjutnya tali pengikatnya direntangkan pada dua batang bambu yang melengkung.
Jumlahnya tujuh bilah atau lebih. Dengan bentuk satu deretan terbentang, dan dua deretan yang berbentang. Bagian besar disebut calung indung (calung besar/induk) dan yang kecil disebut calung rincik (calung anak). Seperti halnya di Kanekes, calung renteng memiliki ancak khusus terbuat dari bambu atau kayu. (Dul)
BACA JUGA: