Petikan Merdu dari Sasando, Alat Musik Tradisional NTT


Alat musik petik Sasando. (website/kemenparekraf)
Merahputih.com - Alat musik petik dengan bentuk khas setengah lingkaran atau disebut Sasando berasal Nusa Tenggara Timur (NTT). Dengan keunikannya, Sasando yang sebelumnya mucul dalam perhelatan adat, menarik perhatian dunia.
Dilansir dari rotendaokab.go.id, alat musik ini terdiri dari beberapa bagian. Bagian utama Sasando berbentuk tabung panjang yang terbuat dari bambu khusus.
Kedua, bagian bawah dan atas bambu terdapat tempat untuk memasang dan mengatur kencangnya dawai.
Ketiga, bagian tengah bambu biasanya diberi senda (penyangga) dimana dawai direntangkan. Senda ini digunakan untuk mengatur tangga nada dan menghasilkan nada yang berbeda di setiap petikan dawai. Keempat, wadah untuk resonansi berupa anyaman daun lontar yang sering disebut haik.
Sasando muncul di tengah kehidupan masyarakat sebagai media pengiring tarian, lagu, syair dan acara hiburan lainnya.
Baca juga:
Petualangan Masa Lalu di Gua Liang Bua, Rumah 'Hobit dari Flores' di NTT
Tiga Jenis Sasando
Sasando memiliki tiga jenis, yaitu Sasando Gong, Biola, dan Elektrik.
Sasando Gong khas Pulau Rote. Ia punya 12 dawai dari tali senar nilon sehingga ketika dipetik akan menghasilkan suara mengalun, lembut, dan merdu. Alat ini digunakan untuk mengiringi lagu-lagu tradisional masyarakat Rote.
Adapun Sasando Biola mulai berkembang di Kupang pada akhir abad ke-18. Dijelaskan bahwa sasando jenis ini mengalami perubahan. Ia berukuran lebih besar di mana disertai dengan 48 buah dawai.
Bentuknya lebih mirip dengan biola. Dengan karakter suara yang lebih halus nan merdu laiknya biola. Jenis sasando ini sering digunakam ketika mengiringi tarian masyarakat NTT.
Jenis Sasando Elektrik pertama kali diciptakan oleh Arnoldus Edon pada 1960-an. Dengan alasan sasando tradisional hanya bisa didengarkan pada jarak dekat saja, sehingga perangkat elektronik ditambahkan agar suaranya bisa didengar lebih jauh.
Sasando Elektrik terdiri dari 30 dawai. Badan sasando tetap menggunakan daun lontar untuk mempertahankan bentuk aslinya.
Baca juga:
Perbedaan Sasando Elektrik terdapat pada spul atau transduser yang mengubah getaran dawai menjadi energi listrik. Kemudian diteruskan ke dalam amplifier untuk menghasilkan suara yang lebih kencang.
Cerita Rakyat
Hadirnya alat musik ini disertai cerita rakyat yang arif. Salah satu cerita yang banyak berkembang di masyarakat adalah kisah Sangguana yang terdampar di Pulau Ndana dan jatuh cinta dengan putri Raja.
Mengetahui Sangguana jatuh cinta kepada putrinya, sang Raja pun memberikan syarat untuk menerima Sangguana. Sangguana diminta untuk membuat alat musik yang berbeda dengan alat musik lainnya.
Pada suatu ketika, Sangguana pun bermimpi. Dalam mimpi tersebut dia memainkan alat musik yang berbentuk indah dan memiliki suara yang merdu.
Dari situlah Sangguana membuat alat musik yang disebut dengan Sasando dan diberikan kepada sang Raja. Raja pun kagum dengan alat musik yang dibuat oleh Sangguana, dan kemudian Raja menikahkan putrinya dengan Sangguana.
Secara harfiah nama Sasando berasal dari bahasa Rote, yaitu “Sasandu” yang berarti “bergetar atau berbunyi”. (Tka)
Bagikan
Tika Ayu
Berita Terkait
Kunjungan ke Taman Nasional Komodo Akan Dibatasi 1.000 Orang Per Hari, Sosialisasi dan Simulasi Dilakukan Oktober-Desember 2025

Gunung Lewotobi Laki-laki 3 Kali Erupsi hingga Selasa, 23 September Siang, Tinggi Letusan Sampai 1.500 Meter

Warga NTT Diminta Waspada Cuaca Ekstrem hingga Timbulkan Bencana Hidrometeorologi

215 Siswa di NTT Keracunan, DPR Desak Aparat Usut Kelalaian Penyedia Makan Bergizi Gratis

Cristiano Ronaldo Batal ke Kupang NTT Rabu Ini

Polda NTT Belum Terima Surat Permintaan Pengamanan dari Yayasan Pengundang Cristiano Ronaldo

Meneguk Moke, Minuman Beralkohol dari Nusa Tenggara Timur

Merdunya Petikan Instrumen 'Kecaping' Asal Sulawesi Selatan

Cara Merakit Sasando, Instrumen Musik Tradisional Asal Maluku

Mengenal Polopalo, Alat Musik Tradisional Gorontalo
