Buku SD Sebut Jerusalem Ibu Kota Israel, Politisi PKS Minta Penerbit Diselidiki

Selasa, 12 Desember 2017 - Luhung Sapto

MerahPutih.com - Buku pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang diterbitkan PT Yudistira untuk kelas XI SD menimbulkan kontroversi. Pasalnya, di salah satu halamannya memuat ibu kota Israel adalah Jerusalem.

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kepulauan Riau (Kepri) meminta pemerintah menyelidiki hal ini.

Sekretaris Fraksi Keadilan Sejahtera-PPP DPRD Kepri, Suryani menyatakan ada keanehan karena dalam waktu cepat Yudistira dapat memuat Israel dengan ibu kota Al Quds atau Jerusalem.

"Padahal Presiden AS Donald Trump baru-baru ini mengklaim Israel beribu kota Jerusalem," ujarnya seperti dilansir Antara di Tanjungpinang, Kepri, Selasa (12/12).

Atas kejadian ini, muncul dugaan pihak penerbit dengan sengaja memuat Jerusalem ibu kota dari Israel, sedangkan ibu kota Palestina dikosongkan.

"Ini harus diselidiki lebih mendalam karena melukai umat Islam di dunia yang sedang berjuang," ucap Suryani.

Menurut dia, buku tersebut dapat memprovokasi umat Islam. Suryani mendesak pemerintah menarik buku itu dari peredaran.

"Buku-buku seharusnya ditarik dari peredaran, tidak boleh menjadi buku mata ajaran," katanya.

Ia juga mempertanyakan alasan dan motivasi Yudistira memuat ibu kota Israel adalah Jerusalem. Apalagi sikap Pemerintah Indonesia cukup jelas, menolak kebijakan Presiden AS menjadikan Jerusalem sebagai ibu kota Israel.

"Ketika Indonesia sedang berjuang agar AS tidak menjadikan Jerusalem sebagai ibu kota Israel, lantas kenapa ada buku yang terkesal menyetujui Jerusalem sebagai ibu kota Israel," katanya.

Untuk diketahui, bukan sekali ini saja buku PT Yudistira menimbulkan polemik. Sebelumnya, sebuah buku terbitan PT Yudistira menyatakan bahwa banci dapat menjadi imam saat salat.

Suryani mengeaskan ajaran itu sesat dan membahayakan anak-anak beragama Islam.

"(Padahal) banci tidak boleh jadi imam salat," katanya. (*)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan