Buku SD Sebut Jerusalem Ibu Kota Israel, Politisi PKS Minta Penerbit Diselidiki
(Foto Ist)
MerahPutih.com - Buku pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang diterbitkan PT Yudistira untuk kelas XI SD menimbulkan kontroversi. Pasalnya, di salah satu halamannya memuat ibu kota Israel adalah Jerusalem.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kepulauan Riau (Kepri) meminta pemerintah menyelidiki hal ini.
Sekretaris Fraksi Keadilan Sejahtera-PPP DPRD Kepri, Suryani menyatakan ada keanehan karena dalam waktu cepat Yudistira dapat memuat Israel dengan ibu kota Al Quds atau Jerusalem.
"Padahal Presiden AS Donald Trump baru-baru ini mengklaim Israel beribu kota Jerusalem," ujarnya seperti dilansir Antara di Tanjungpinang, Kepri, Selasa (12/12).
Atas kejadian ini, muncul dugaan pihak penerbit dengan sengaja memuat Jerusalem ibu kota dari Israel, sedangkan ibu kota Palestina dikosongkan.
"Ini harus diselidiki lebih mendalam karena melukai umat Islam di dunia yang sedang berjuang," ucap Suryani.
Menurut dia, buku tersebut dapat memprovokasi umat Islam. Suryani mendesak pemerintah menarik buku itu dari peredaran.
"Buku-buku seharusnya ditarik dari peredaran, tidak boleh menjadi buku mata ajaran," katanya.
Ia juga mempertanyakan alasan dan motivasi Yudistira memuat ibu kota Israel adalah Jerusalem. Apalagi sikap Pemerintah Indonesia cukup jelas, menolak kebijakan Presiden AS menjadikan Jerusalem sebagai ibu kota Israel.
"Ketika Indonesia sedang berjuang agar AS tidak menjadikan Jerusalem sebagai ibu kota Israel, lantas kenapa ada buku yang terkesal menyetujui Jerusalem sebagai ibu kota Israel," katanya.
Untuk diketahui, bukan sekali ini saja buku PT Yudistira menimbulkan polemik. Sebelumnya, sebuah buku terbitan PT Yudistira menyatakan bahwa banci dapat menjadi imam saat salat.
Suryani mengeaskan ajaran itu sesat dan membahayakan anak-anak beragama Islam.
"(Padahal) banci tidak boleh jadi imam salat," katanya. (*)
Bagikan
Berita Terkait
Israel 813 Kali Langgar Gencatan Senjata Gaza, Banjir Kecaman Negara Eropa
Israel Lakukan 813 Kali Pelanggaran Gencatan Senjata di Gaza, Akses Bantuan Masih Dihambat
ICC Tolak Banding Israel, Status PM Benjamin Netanyahu Tetap Buron Kejahatan Perang
Trump Bakal Jabat Ketua Dewan Perdamaian, Kelola Administrasi Gaza
Israel Serbu Kantor PBB untuk Pengungsi Palestina, Staf Internasional Dipaksa Pergi
8 Negara Muslim Termasuk Indonesia Desak Israel Buka Gerbang Rafah 2 Arah
Presiden Lebanon Utamakan Bahasa Negosiasi Ketimbang Perang Hadapi Israel
Disidang dalam Kasus Korupsi, Benjamin Netanyahu Minta Pengampunan dari Presiden Israel
Israel 591 Kali Langgar Gencatan Senjata Sejak 10 Oktober, Tewaskan 357 Warga Palestina
Israel Kembali Serang Gaza, Langgar Perjanjian Gencatan Senjata