BPS: Awal 2018 Jumlah Pengangguran Berkurang 140 Ribu Orang

Senin, 07 Mei 2018 - Eddy Flo

MerahPutih.Com - Jumlah pengangguran di Indonesia pada Februari 2018 berkurang sekitar 140 ribu orang. Angka tersebut menunjukan penururan jika dibandingkan dengan periode yang sama dengan tahun 2017. Artinya, berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah pengangguran saat ini sebanyak 6,87 juta orang, sedangkan tahun 2017 sebanyak 7,01 juta orang.

"Dalam setahun terakhir, pengangguran berkurang 140 ribu orang, sejalan dengan tingkat pengangguran terbuka yang turun menjadi 5,13 persen pada Februari 2018," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (7/5).

Suhariyanto menambahkan tingkat pengangguran terbuka di daerah perkotaan dalam periode ini tercatat lebih tinggi dibandingkan perdesaan yaitu masing-masing sebesar 6,34 persen dan 3,72 persen.

Para pencari kerja
Para pencari kerja di event job fair (MP/Rizki Fitrianto)

"Dibandingkan setahun lalu, tingkat pengangguran di perkotaan dan perdesaan mengalami penurunan masing-masing sebesar 0,16 persen dan 0,28 persen," ujarnya.

Sementara itu, berdasarkan tingkat pendidikan, tingkat pengangguran terbuka untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tercatat paling tinggi yaitu mencapai 8,92 persen diikuti pendidikan Diploma I/II/II sebesar 7,92 persen.

"Dengan demikian, terdapat penawaran tenaga kerja yang tidak terserap, terutama pada tingkat pendidikan SMK dan Diploma," kata Suhariyanto.

Kepala BPS juga sebagaimana dilansir Antara mengatakan tenaga kerja dengan pendidikan rendah cenderung mau menerima pekerjaan yang ditawarkan, yang terlihat dari tingkat pengangguran terbuka untuk lulusan Sekolah Dasar (SD) hanya sebesar 2,67 persen.

Para pencari kerja
Pencari kerja memadati stan/gerai lowongan Bintara Polri, Jakarta (Foto: MP/Muchammad Yani)

Sedangkan, tingkat pengangguran terbuka untuk lulusan SMP tercatat mencapai 5,18 persen, SMA 7,19 persen dan Universitas 6,31 persen dalam periode Februari 2018.

"Dibandingkan kondisi setahun lalu, peningkatan tingkat pengangguran terbuka tidak hanya terjadi pada tingkat pendidikan Diploma, namun juga Universitas dan SMA," ujar Suhariyanto.

Penurunan jumlah pengangguran secara nasional dipengaruhi pertambahan angkatan kerja di sejumlah daerah. Papua contohnya, pada tahun 2018 jumlah penganggurannya menurun dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2017.

Para karyawan PT Freeport
Para karyawan PT Freeport (Antara Foto/Vembri Waluyas)

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua menyatakan jumlah pengangguran pada Februari 2018 sebesar 53.818 orang, nilai tersebut diketahui berkurang sekitar 9.952 orang dibandingkan dengan keadaan Agustus 2017.

Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi Papua Bagas Susilo, di Jayapura, Senin mengatakan, sementara bila dibanding keadaan Februari 2017, berkurang sebanyak 15.651 orang dan untuk jumlah angkatan kerja di Papua pada Februari 2018 mencapai 1.851.486 orang dibanding kondisi Agustus 2017.

"Sedangkan penduduk yang yang bekerja di Papua pada Februari 2018 mencapai 1.797.668 orang, atau bertambah 98.597 orang dibandingkan Agustus 2017, angka ini juga dilaporkan meningkatkan 113.279 orang bila dibanding keadaan setahun lalu pada Februari 2017," katanya.

Menurut Bagas, menyoal perhitungan satu tahun terakhir, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Papua terlihat mengalami penurunan dari 3,96 persen pada Februari 2017, menjadi 2,91 persen pada Februari 2018.

"Begitupun jika dibandingkan dengan keadaan kondisi Agustus 2017 yang mengalami penurunan sebesar 0,71 persen, sementara untuk enam bulan terakhir, yakni antara Agustus 2017-Februari 2018, tiga kategori yang mengalami kenaikan jumlah tenaga kerja terbesar, antara lain, kategori pertanian, administrasi pemerintahan dan jasa lainnya," ujarnya.

Aksi para buruh
Aksi para buruh tuntut upah layak (MP/Asropih)

Dia menjelaskan namun pada kategori jasa pendidikan, konstruksi dan jasa perusahaan merupakan tiga kategori yang memiliki penurunan tenaga kerja terbesar, di mana dari total penduduk yang bekerja sebanyak 1.797.668 orang pada Februari 2018 di Papua, status pekerjaan utama terbanyak adalah sebagai pekerja tidak dibayar/pekerja keluarga dengan 33,03 persen. Diikuti, status berusaha dibantu buruh tidak tetap atau tidak dibayar (29,90) persen.

"Namun dari angka ini adapun status pekerjaan dalam utama lainnya yang memiliki presentase di atas 10 persen, yakni berusaha sendiri (20,95 persen) dan buruh atau karyawan (13,83 persen), sedangkan status pekerja bebas pertanian maupun non pertanian mempunyai persentase kecil, yaitu kurang dari satu persen," katanya lagi.

Bagas Susilo menambahkan keadaan ketenagakerjaan di Papua pada Februari 2018 digambarkan dengan adanya improvisasi pasar tenaga kerja yang tercermin dari peningkatan jumlah angkatan kerja, dan jumlah penduduk bekerja, sedangkan pada saat yang sama tingkat pengangguran mengalami penurunan.(*)

Baca berita menarik lainnya dalam artikel: TNI AU-Kemendag Jalin Kerja Sama Sejahterakan Masyarakat Papua

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan