BPN Khawatir Situng Jadi Alat Penggiringan Opini

Sabtu, 27 April 2019 - Angga Yudha Pratama

Merahputih.com - Juru bicara BPN Prabowo-Sandi, Andre Rosiade menilai sistem hitung (Situng) bisa digunakan untuk menggiring opini seakan-akan kubu Jokowi-Ma’ruf keluar sebagai jawara dalam Pilpres 2019.

“Kita sudah datang secara resmi ke KPU. KPU seperti biasa, bilang situng ini bukan hasil resmi,” kata Andre kepada wartawan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, hari ini (27/4).

Kejanggalan juga ditemui dalam proses input data yang sengaja mengambil data dari daerah mayoritas pendukung Jokowi-Ma’ruf. Seolah-olah, kata Andre, ada unsur kesengajaan untuk menyamakan dengan hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei yang memenangkan Jokowi-Ma’ruf.

“Kenapa yang masuk ke Situng itu mayoritas kantong-kantong pendukung Jokowi. Sehingga angkanya itu sesuai dengan quick count. Itu yang perlu dipertanyakan,” tegas Andre.

Petugas tengah mempersiapkan logistik Pemilu ulang di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Tangerang Selatan, Banten, Selasa, (22/4/2019). KPU Kota Tangerang Selatan menyelenggarakan Pemilu ulang di kedua Tempat Pemilihan Suara (TPS) yaitu TPS 71 di Kelurahan Cempaka Putih dan TPS 49 Kelurahan Rengas Kecamatan, Kota Tangerang Selatan, Banten. Merahputih.com/Rizki Fitrianto.
Petugas tengah mempersiapkan logistik Pemilu ulang di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Tangerang Selatan, Banten, Selasa, (22/4/2019). KPU Kota Tangerang Selatan menyelenggarakan Pemilu ulang di kedua Tempat Pemilihan Suara (TPS) yaitu TPS 71 di Kelurahan Cempaka Putih dan TPS 49 Kelurahan Rengas Kecamatan, Kota Tangerang Selatan, Banten. Merahputih.com/Rizki Fitrianto.

Dia mengusulkan, proses input data formulir C1 ke Situng KPU dihentikan agar tidak menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. “Hentikan saja situng itu. Supaya tidak mengharu-biru di masyarakat,” lanjutnya.

Andre juga mempertanyakan petugas KPU yang kerap salah input sambil beralasan human error. Hal yang patut dikritik, kata dia, adalah salah input tersebut selalu memberikan keuntungan bagi paslon Jokowi-Ma’ruf, dan menurunkan suara paslon 02 Prabowo-Sandi.

“Kalau katanya ini human error, humam error itu kan seharusnya fifti-fifti dong. Masa mayoritas kita yang error. (Knu)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan