Bocah SD Ikut Demo DPR Sengaja Disamarkan Pakai Seragam SMA

Rabu, 02 Oktober 2019 - Andika Pratama

MerahPutih.com - Dua bocah Sekolah Dasar (SD) yang ikut demo berujung ricuh di kawasan Gedung DPR/MPR RI pada Senin (30/9) lalu disebut polisi baru duduk di bangku kelas enam SD.

Hal ini diketahui dari keterangan mereka pada polisi. Keduanya berasal dari kawasan Cikampek. Kedua bocah SD ini memakai baju Sekolah Menengah Pertama (SMP) supaya tidak ketahuan. Namun, polisi belum mau merinci identitas keduanya.

Baca Juga

Amankan Anak SD Ikut Demo DPR, Kapolres Jakut Sebut Mereka Dijanjikan Uang

"Iya (dipakaikan baju SMA)," ujar Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Budhi Herdi Susianto saat dikonfirmasi, Rabu (2/9).

Polisi pada akhirnya mengetahui kalau ada dua bocah SD lantaran tinggi tubuh mereka yang masih seperti anak-anak. Lantas polisi menanyakan dan mendapati kalau keduanya adalah anak dibawah umur. Mereka diiming-imingi uang sebesar Rp.40 ribu jika mau ikut aksi. Tapi, sampai kelar tidak ada yang memberi uang ke mereka.

Para pejalar SMA dan SMK terlibat bentrok dengan kepolisian di Gedung DPR
Massa yang terdiri dari para pelajar bentrok dengan aparat kepolisian di kawasan Palmerah (MP/Rizki Fitrianto)

Mereka memutuskan meninggalkan lokasi aksi berujung ricuh dan akhirnya memilih kawasan depan Kejaksaan Negeri Utara tempat istirahat. Namun, pihak Kejari Utara yang melihat akhirnya melapor ke polisi. Kemudian mereka diamankan. Hingga kini proses pemeriskaan masih dilakukan.

Baca Juga

Perusuh Demo Gunakan Sabu-Ganja Agar tak Takut Serang Polisi

Dengan bantuan Lembaga Perlindungan Anak Indonesia mereka dimintai keterangan oleh polisi. Hal ini dilakulan karena banhyak yang masih belum dewasa. Maka dari itu, pihaknya masih bersabar sampai pemeriksaan rampung guna memastikan nasib mereka.

"Duit untuk pulang, untuk makan saja gak ada. Makanya mereka lemas, tapi pas di Polres dikasih makan lahap sekali," ujarnya lagi.

Budhi mengatakan dari ratusan orang yang diamankan terkait demo berujung ricuh di depan Gedung DPR/MPR, tidak semua terdiri dari pelajar dan mahasiswa. Ada juga pelajar gadungan yang sengaja ikut aksi karena dibayar.

Salah satunya adalah RH (22) yang mengaku sebagai sekuriti sehari-harinya. Kemudian ada juga seseorang yang mengaku sebagai nelayan yang dibayar pula. Bahkan si nelayan yang tidak disebut namanya oleh Budhi ini ternyata adalah buron Polsek Cilincing atas kasus dugaan penganiayaan.

Baca Juga

Polisi Dituding Tak Bisa Bedakan Perusuh dengan Pendemo

Karena dia ada kasus di sana, maka yang bersangkutan diserahkan guna menjalani proses hukum kasusnya. Mirisnya pada penangkapan pagi ini polisi turut mengamankan anak SD berjumlah dua orang yang juga diyakini habis ikut demo berujung ricuh karena ditemukan bersama-sama yang lain. (Knu)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan