Bocah Orasi Pilih Prabowo di Aksi Bela Tauhid, KPAI Tuntut Ketegasan Bawaslu

Senin, 05 November 2018 - Angga Yudha Pratama

MerahPutih.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) angkat bicara adanya dugaan penyalahgunaan anak dibawah umur untuk kepentingan politik kelompok tertentu saat aksi bela Tauhid jilid II Jumat (2/11) lalu.

Dalam sebuah video unggahan dari akun instagram @Keadilansemua_reborn, memperlihatkan seorang anak laki-laki sedang berorasi dengan berapi-api di atas mobil komando.

Diperkirakan, anak itu berusia sekitar 10-11 tahun. Orator tanggung itu berorasi terkait bendera bertuliskan kalimat tauhid yang dibakar oleh oknum Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama (Banser) di Garut beberapa hari lalu.

Dalam orasinya dia meneriakan perkataan "mati bersimbah darah" dan ditutup dengan sebuah pantun yang mengarah memilih Capres tertentu. "Jalan-jalan ke kelapa dua jangan lupa mampir ke toko sepatu, eh lu pade jangan lupa pilih nomor dua, lupain yang nomor satu," kata si bocah yang belum diketahui identitasnya itu.

Seorang anak melakukan orasi di acara Aksi Bela Tauhid Jilid II (youtube)

Atas kejadian itu, KPAI menilai bahwa video tersebut sudah memenuhi unsur penyalahgunaan anak dalam kegiatan politik. Ketua KPAI Susanto pun mendorong kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk menyelidiki kasus tersebut agar kejadian tersebut.

"KPAI mendorong BAWASLU mengusut sesuai dengan tugas dan kewenangan yang dimiliki," kata Susanto.

Susanto menyesalkan aksi bela tauhid disisipi dengan pesan kampanye politik dan dikaitkan dengan pemilihan presiden dan di duga kuat menggunakan anak-anak sebagai juru kampanye.

"Anak-anak seharusnya tidak dilibatkan dalam kepentingan politik oleh pihak manapun," tutupnya. (Asp)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan