BNPT Harap Operasi Madago Raya Lumpuhkan Sisa Kelompok MIT
Rabu, 28 Juli 2021 -
Merahputih.com - Perburuan Satgas Operasi Madago Raya mengejar enam anggota kelompok jaringan terorisme Mujahidin Indonesia Timur (MIT) tak kunjung berhasil.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar berharap, Operasi Madago Raya berhasil melumpuhkan mereka semua.
"Itu adalah harapan kita,” ujar Boy Rafli dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (28/7).
Baca Juga
BNPT sebagai leading sector di bidang penanggulangan terorisme terus melakukan koordinasi dengan Satgas Mandago Raya untuk melihat dan mengetahui perkembangan informasi dalam operasi tersebut.
BNPT memiliki program deradikalisasi dan kontraradikalisasi yang bertahun-tahun sudah dijalankan. Dimana BNPT memiliki mitra deradikalisasi di beberapa tempat, seperti Poso dan Tentena.
Karena program deradikalisasi ini program yang berkelanjutan, terutama kepada mantan napiter yang proses reintegrasi sosialnya umumnya dibantu. "Jadi cukup banyak aktivitas yang sudah berjalan dan masih berjalan sampai hari ini," terang mantan Kadiv Humas Polri itu.
Selain napiter, para korban aksi terorisme terus dilakukan pendampingan secara psikososial, karena mereka harus diberikan perawatan dan pelayanan yang baik oleh negara. Begitupula di sisi pelakunya harus dilakukan upaya-upaya (penegakan hukum) yang maksimal.
"Tidak hanya dari sisi penghukuman saja, tetapi bagaimana proses mengubah karakter yang tadinya setuju dengan kekerasan-kekerasan menjadi lebih memiliki pemikiran yang nonradikal, rasional, dan moderat," ungkap mantan Kapolda Papua ini.

Boy menyampaikan, institusi yang dipimpinnya memiliki program kontraradikalisasi, yang di dalamnya ada kontranarasi dan kontraideologi, di samping melakukan kontranarasi, maka perlu melakukan edukasi kepada masyarakat.
Oleh karena itu, negara bersama masyarakat harus terus membangun kewaspadaan dalam masyarakat. "Dengan kewaspadaan yang dimiliki aparat dan masyarakat, diyakini tawaran-tawaran yang disampaikan kelompok jaringan teroris itu dapat dieliminasi," katanya.
Kapolda Sulawesi Tengah (Sulteng) Irjen Abdul Rakhman Baso mengungkapkan beberapa kendala dalam menumpas teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso.
Baso menjelaskan, selain karena medan yang berat, banyak simpatisan yang mendukung para DPO MIT pimpinan Ali Kalora itu. "Selain medan yang berat, hal utamanya karena masih adanya simpatisan yang mendukung mereka," kata Baso.
Baso mengungkapkan DPO MIT tersisa enam orang. Baso mengingatkan mereka segera menyerahkan diri.
Baca Juga
Sempat Kabur dari Pemeriksaan, Terduga Teroris Kembali Ditangkap Densus 88
Dalam melakukan tindakan kepada DPO teroris Poso, Satgas Madago Raya lebih mengedepankan tindakan soft dengan mengimbau DPO terorisme untuk menyerahkan diri. "Kecuali bila bertemu di lapangan maka akan terjadi tindakan tegas-terukur," sambung Baso.
Diketahui, dalam beberapa hari terakhir, sebanyak 3 DPO MIT berhasil ditembak mati. Mereka adalah Rukli, Ahmad Panjang, dan satu lagi masih dalam proses identifikasi. (Knu)