BMW Prioritaskan Produksi Kendaraan Listrik

Jumat, 18 Maret 2022 - Raden Yusuf Nayamenggala

PRODUSEN mobil mewah asal Jerman, BMW, mengatakan bahwa pihaknya akan memprioritaskan produksi kendaraan listrik, di tengah gempuran krisis chip serta konflik Ukaraina-Rusia.

Seperti yang dilansir dari laman Reuters, BMW memangkas perkiraan margin keuntungan 2022 divisi mobilnya, serta mengatakan bahwa pihaknya memperkirakan krisis chip tersebut akan berlanjut sepanjang tahun.

Baca Juga:

Mobil BMW M1 1980 Eks Paul Walker Dilelang, Intip Harganya

Selain itu, BMW juga memperingatkan soal gangguan rantai pasokan, yang diperburuk oleh invasi Rusia ke Ukraina.

BMW akan prioritaskan produksi kendaraan listrik. (Foto: pixabay/leerosario)

BMW yang berhasil menjual 2,52 juta kendaraan pada tahun lalu meski ditengah kelangkaan chip, berharap bisa memberikan lebih banyak tahun ini. Namun saat ini BMW mengharapkan output setara dengan 2021.

"Namun, tujuannya untuk produksi kendaraan listrik yang lebih tinggi tetap tidak berubah," jelas Chief Technical Officer Frank Weber.

Sementara itu, BMW berkmaksud juga untuk meningkatkan lebih dari dua kali lipat penjualan kendaran listrik, menjadi lebih dari 200 ribu tahun ini, serta meraih 2 juta penjualan listrik penuh di tahun 2025.

Hal tersebut akan membentuk lima kemitraan baru untuk pabrik baterai, yang berada dekat dengan tempat kendaraan listrik di Produksi di Eropa, Tiongkok, dan wilayah NAFTA.

Baca juga:

Jepang akan Produksi Mobil Terbang di 2023

BMW pun menangguhkan produksi pada sejumlah pabrik di Jerman, setelah invasi Rusia ke Ukraina. Namun akan kembali berproduksi pada pekan depan. Tapi, produksi Mini di Oxford tetap ditangguhkan.

Jadwal tersebut digeser dengan tujuan untuk mengkompensasi waktu produksi yang hilang, dengan pekerjaan renovasi di pabrik tertentu yang direncanakan untuk akhir tahun akan selesai, sementara produksi ditangguhkan.

BMW berkmaksud juga untuk meningkatkan lebih dari dua kali lipat penjualan kendaran listrik. (Foto: pixabay/pexels)

Krisis Ukraina serta gangguan akibat COVID-19 di Tiongkok, sudah memaksa para produsen mobil dari Toyota hingga Tesla, untuk menutup pabrik serta menaikan harga. Banyak yang memperingatkan perihal perubahan lebih lanjut, bila dalam keadaan tidak stabil.

BWM menuturkan, bahwa pihaknya masih bisa memperoleh beberapa suku cadang dari Ukraina Barat, dan melibatkan pemasok di lokasi lain yang ada di dunia, untuk menjaga produksi, gangguan lebih lanjut yang diperkirakan akan terjadi.

Kenaikan harga bahan baku kemungkinan bisa merugikan BMW dalam jumlah ratusan juta euro tahun ini. Namun, pihah BMW memperkirakan akan mempertahankan pemasok Ukraina dalam jangka waktu menengah hingga panjang. (Ryn)

Baca juga:

Hyundai Bantu Apple Produksi Mobil?

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan