BMW Prioritaskan Produksi Kendaraan Listrik


BMW Prioritaskan Kendaran Listrik di tengah krisis chip (Foto: pixabay/pexels)
PRODUSEN mobil mewah asal Jerman, BMW, mengatakan bahwa pihaknya akan memprioritaskan produksi kendaraan listrik, di tengah gempuran krisis chip serta konflik Ukaraina-Rusia.
Seperti yang dilansir dari laman Reuters, BMW memangkas perkiraan margin keuntungan 2022 divisi mobilnya, serta mengatakan bahwa pihaknya memperkirakan krisis chip tersebut akan berlanjut sepanjang tahun.
Baca Juga:
Selain itu, BMW juga memperingatkan soal gangguan rantai pasokan, yang diperburuk oleh invasi Rusia ke Ukraina.

BMW yang berhasil menjual 2,52 juta kendaraan pada tahun lalu meski ditengah kelangkaan chip, berharap bisa memberikan lebih banyak tahun ini. Namun saat ini BMW mengharapkan output setara dengan 2021.
"Namun, tujuannya untuk produksi kendaraan listrik yang lebih tinggi tetap tidak berubah," jelas Chief Technical Officer Frank Weber.
Sementara itu, BMW berkmaksud juga untuk meningkatkan lebih dari dua kali lipat penjualan kendaran listrik, menjadi lebih dari 200 ribu tahun ini, serta meraih 2 juta penjualan listrik penuh di tahun 2025.
Hal tersebut akan membentuk lima kemitraan baru untuk pabrik baterai, yang berada dekat dengan tempat kendaraan listrik di Produksi di Eropa, Tiongkok, dan wilayah NAFTA.
Baca juga:
BMW pun menangguhkan produksi pada sejumlah pabrik di Jerman, setelah invasi Rusia ke Ukraina. Namun akan kembali berproduksi pada pekan depan. Tapi, produksi Mini di Oxford tetap ditangguhkan.
Jadwal tersebut digeser dengan tujuan untuk mengkompensasi waktu produksi yang hilang, dengan pekerjaan renovasi di pabrik tertentu yang direncanakan untuk akhir tahun akan selesai, sementara produksi ditangguhkan.

Krisis Ukraina serta gangguan akibat COVID-19 di Tiongkok, sudah memaksa para produsen mobil dari Toyota hingga Tesla, untuk menutup pabrik serta menaikan harga. Banyak yang memperingatkan perihal perubahan lebih lanjut, bila dalam keadaan tidak stabil.
BWM menuturkan, bahwa pihaknya masih bisa memperoleh beberapa suku cadang dari Ukraina Barat, dan melibatkan pemasok di lokasi lain yang ada di dunia, untuk menjaga produksi, gangguan lebih lanjut yang diperkirakan akan terjadi.
Kenaikan harga bahan baku kemungkinan bisa merugikan BMW dalam jumlah ratusan juta euro tahun ini. Namun, pihah BMW memperkirakan akan mempertahankan pemasok Ukraina dalam jangka waktu menengah hingga panjang. (Ryn)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Tren Mobil Listrik Melesat di Indonesia: Konsumen Kian Matang, Infrastruktur Jadi Kunci

Mobil Listrik Premium BMW Jadi Sustainable Mobility Partner Maybank Marathon 2025

Mobil Listrik New Toyota bZ4X Produksi Lokal Mejeng di Ajang Otomotif GIIAS 2025

6 Mobil Listrik BYD Jadi Primadona di GIIAS 2025, Langsung Diserbu Pengunjung!

Melihat 2 Mobil Listrik Baru Toyota di GIIAS 2025, Ada yang Diproduksi Lokal

Pamerkan SUV Listrik Hasil Kolaborasi NMAA x Cellos, Chery Luncurkan J6 Modification Contest 2025 di GIIAS

LEPAS Resmi Debut di Indonesia lewat GIIAS 2025, Hadirkan Tiga Model Mobil Listrik Andalan

BMW Indonesia Hadirkan SUV Listrik Premium di Ajang GIIAS 2025

MINI Indonesia Hadirkan MINI JCW 66 Collection dan MINI Countryman di Ajang GIIAS 2025

VinFast Indonesia Resmi Luncurkan VinFast VF7 dalam Ajang Otomotif GIIAS 2025
