Biden Bolehkan Ukraina Serang Rusia Pakai Senjata AS, ada Syaratnya
Jumat, 31 Mei 2024 -
MerahPutih.com - Presiden AS Joe Biden memberikan izin kepada Ukraina untuk menggunakan senjata yang dipasok Amerika untuk menyerang Rusia. Namun, syaratnya ialah Ukraina hanya boleh menggunakan senjata tersebut di dekat wilayah Kharkiv.
Hal tersebut diungkapkan oleh seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya. Pasukan Rusia telah memperoleh kemajuan di wilayah Kharkiv dalam beberapa pekan terakhir setelah serangan mendadak di wilayah tersebut, dekat perbatasan dengan Rusia.
Pada Jumat ini, para pejabat Ukraina mengatakan tiga orang tewas dan 16 lainnya terluka dalam penembakan Rusia terhadap sebuah bangunan tempat tinggal di pinggiran kota Kharkiv.
“Kebijakan kami sehubungan dengan pelarangan penggunaan Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat [ATACMS] atau serangan jarak jauh di dalam wilayah Rusia tidak berubah," kata pejabata tersebut, seperti dikutip dari BBC, Jumat (31/5).
Baca juga:
Rusia Condong Tuduh Ukraina Dalang Serangan Crocus City Hall, Ketimbang ISIS
Ia juga memberi isyarat bahwa senjata tersebut dapat digunakan untuk mengantisipasi serangan lewat udara.
“Kami tidak pernah mengatakan kepada mereka (Ukraina) bahwa mereka tidak boleh menembak jatuh pesawat Rusia di wilayah Rusia yang datang untuk menyerang mereka.”
Gedung Putih dan departemen luar negeri belum memberikan komentar mengenai hal ini.
Inggris sebelumnya memberi isyarat bahwa mereka terbuka terhadap pelonggaran pembatasan mengenai bagaimana Ukraina dapat menggunakan senjata yang dipasok oleh Barat.
Meskipun terdapat kekhawatiran bahwa perkembangan tersebut dapat semakin meningkatkan konflik, beberapa pemimpin Eropa baru-baru ini menyerukan agar pembatasan penggunaan senjata tersebut dilonggarkan.
Baca juga:
Kemlu Dalami Kebenaran Laporan 10 WNI jadi Tentara Bayaran Ukraina
Namun, AS yang menyediakan sebagian besar persenjataan Ukraina, menolak melonggarkan pembatasan tersebut karena khawatir akan eskalasi.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengisyaratkan perubahan tersebut saat berkunjung ke Moldova pada hari Rabu pekan ini.
“Pada setiap langkah, kami telah beradaptasi dan menyesuaikan seperlunya. Dan itulah yang akan kami lakukan ke depan," ujarnya. (ikh)