Biden Bolehkan Ukraina Serang Rusia Pakai Senjata AS, ada Syaratnya


Arsip foto - Asap membumbung di Kiev akibat serangan udara Rusia. (ANTARA/Xinhua)
MerahPutih.com - Presiden AS Joe Biden memberikan izin kepada Ukraina untuk menggunakan senjata yang dipasok Amerika untuk menyerang Rusia. Namun, syaratnya ialah Ukraina hanya boleh menggunakan senjata tersebut di dekat wilayah Kharkiv.
Hal tersebut diungkapkan oleh seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya. Pasukan Rusia telah memperoleh kemajuan di wilayah Kharkiv dalam beberapa pekan terakhir setelah serangan mendadak di wilayah tersebut, dekat perbatasan dengan Rusia.
Pada Jumat ini, para pejabat Ukraina mengatakan tiga orang tewas dan 16 lainnya terluka dalam penembakan Rusia terhadap sebuah bangunan tempat tinggal di pinggiran kota Kharkiv.
“Kebijakan kami sehubungan dengan pelarangan penggunaan Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat [ATACMS] atau serangan jarak jauh di dalam wilayah Rusia tidak berubah," kata pejabata tersebut, seperti dikutip dari BBC, Jumat (31/5).
Baca juga:
Rusia Condong Tuduh Ukraina Dalang Serangan Crocus City Hall, Ketimbang ISIS
Ia juga memberi isyarat bahwa senjata tersebut dapat digunakan untuk mengantisipasi serangan lewat udara.
“Kami tidak pernah mengatakan kepada mereka (Ukraina) bahwa mereka tidak boleh menembak jatuh pesawat Rusia di wilayah Rusia yang datang untuk menyerang mereka.”
Gedung Putih dan departemen luar negeri belum memberikan komentar mengenai hal ini.
Inggris sebelumnya memberi isyarat bahwa mereka terbuka terhadap pelonggaran pembatasan mengenai bagaimana Ukraina dapat menggunakan senjata yang dipasok oleh Barat.
Meskipun terdapat kekhawatiran bahwa perkembangan tersebut dapat semakin meningkatkan konflik, beberapa pemimpin Eropa baru-baru ini menyerukan agar pembatasan penggunaan senjata tersebut dilonggarkan.
Baca juga:
Kemlu Dalami Kebenaran Laporan 10 WNI jadi Tentara Bayaran Ukraina
Namun, AS yang menyediakan sebagian besar persenjataan Ukraina, menolak melonggarkan pembatasan tersebut karena khawatir akan eskalasi.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengisyaratkan perubahan tersebut saat berkunjung ke Moldova pada hari Rabu pekan ini.
“Pada setiap langkah, kami telah beradaptasi dan menyesuaikan seperlunya. Dan itulah yang akan kami lakukan ke depan," ujarnya. (ikh)
Bagikan
Berita Terkait
Bertemu di Beijing, Rusia dan Korut Bakal Tingkatkan Hubungan Bilateral Bikin Program Jangka Panjang

Stok Amunisi AS Menyusut Imbas Perang 12 Hari Iran-Israel, Pentagon Setop Pasok Rudal Ukraina

5 Dampak Mengerikan Jika Terjadi Perang Dunia III, Trauma Psikologis hingga Meningkatnya Kemiskinan

Korut Tepis Isu 6.000 Tentaranya Tewas di Perang Rusia-Ukraina, Hanya Ratusan

Paus Leo XIV Hubungi Putin, Minta Segera Berdamai Dengan Ukraina

Eks Marinir TNI AL Gabung Rusia Perang di Ukraina, Satria Bisa Dihukum Kalau Masih WNI

Mantan Marinir Indonesia Viral Ikut Perang Rusia-Ukraina, Ini Kata TNI AL

Presiden Ukraina Tuduh Tokoh Eropa Melacur Demi Posisi Podium Lapangan Merah

Proposal Gencatan Senjata Ukraina-Rusia Dead Lock, AS Ancam Mundur Sebagai Mediator

Amerika Usulkan Krimea Yang dianeksasi Jadi Bagian Dari Rusia
