Berikan Kredit kepada Nelayan, Menteri Susi Gandeng OJK
Senin, 11 Mei 2015 -
MerahPutih Bisnis - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Otoritas Jasa keuangan (OJK) di Pelabuhan Perikanan Boddia, Takalar, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (11/05). Penandatanganan nota kesepahaman disaksikan langsung Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Menteri Susi mengatakan bahwa laut Indonesia merupakan terpanjang ke-2 di dunia. Namun hasil ekspor produknya berada di posisi ke-5 di ASEAN. Hal ini membuat sektor perikanan dan kelautan butuh dukungan OJK guna mendorong industri perbankan untuk menyalurkan kredit ke sektor kelautan dan perikanan.
"Saya yakin jika financing lembaga-lembaga keuangan ini bergerak, masuk, mensupport sektor perikanan dan kelautan itu pasti akan berhasil meningkatkan produksi dan ekspor hasi laut kita," tutur Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, melalui keterangan pers yang diterima Merahputih.com, Jakarta, Senin (11/5).
Susi menuturkan, sejumlah bank akan menyalurkan kredit langsung kepada nelayan. Bank ini akan melakukan beberapa pembiayaan, seperti pembiayaan kapal, pembiayaan penyediaan lemari pendingin atau cold storage, pembiayaan sentra produksi perikanan, pembiayaan rumput laut dan pembiayaan pelabuhan.
Berdasarkan data OJK, kredit bank yang disalurkan ke sektor maritim baru mencapai Rp17,6 triliun per Desember 2014. Porsi kredit ke sektor maritim hanya mencapai 0,49% dari total kredit Rp3.600 triliun industri perbankan. Dari nilai itu, kredit yang disalurkan perbankan ke sektor kelautan dan perikanan sebesar Rp17,6 triliun, 75 persennya berupa kredit modal kerja dan 25 persen untuk modal investasi.
"Sektor usaha di bidang kelautan dan perikanan potensinya sangat besar. Itu membutuhkan pembiayaan yang sangat besar. Bisa masukkan kredit ke kegiatan penangkapan ikan, budidaya, pengolahan, pemasaran produk, wisata bahari, dan jasa pendukung lainnya," tuturnya. (rfd)
Baca Juga:
Museum Bank Indonesia, Alternatif Wisata Ibu Kota
Kasus Benjina, Menteri Susi Pudjiastuti Khawatirkan ABK Indonesia