Berbeda dengan Pemicunya, Ketahui 5 Faktor Penyebab Asma

Jumat, 17 Juni 2022 - Ananda Dimas Prasetya

ASMA adalah penyakit kronis pada saluran pernapasan yang ditandai dengan sesak akibat peradangan dan penyempitan pada saluran napas. Pada pengidap asma, saluran pernapasan menjadi lebih sensitif. Ketika terpapar pemicunya, otot-otot di saluran pernapasan akan kaku dan membuat saluran tersebut menyempit.

Serangan asma akut biasanya ditandai dengan gejala mengi, batuk, dan sesak napas yang mengkhawatirkan. Lantas, apa yang memicu asma pada pengidapnya? Pemicu asma ternyata dapat mencakup apa saja mulai dari debu, olahraga, stres, dan berbagai hal lainnya.

Namun, pemicu asma berbeda dengan apa yang menyebabkannya. Hingga kini para ilmuwan masih mencari tahu persis tentang apa yang menjadi penyebab asma. Mengutip laman Health, inilah beberapa faktor yang dianggap dapat menyebabkan asma berkembang dan apa yang bisa kamu lakukan untuk mencegahnya.

Baca juga:

Rajin Olahraga Cegah Penuaan Dini

Genetik

Berbeda dengan Pemicunya, Ketahui 5 Faktor Penyebab Asma
Asma bisa timbul karena faktor genetik turunan dari orangtua. (Foto: Unspalsh/@kellysikkeme)

Banyak penyakit disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan, tidak terkecuali asma. Menurut beberapa perkiraan, 50% atau lebih kasus asma berasal dari gen yang diwarisi pengidapnya.

"Kami pasti telah menemukan ciri-ciri genetik. Jika orangtua memiliki asma, anak-anak mereka lebih mungkin untuk memilikinya," kata Traci Gonzales juru bicara American Lung Association dan seorang praktisi perawat dengan UTHealth McGovern Medical School di Houston.

Alergi

Berbeda dengan Pemicunya, Ketahui 5 Faktor Penyebab Asma
Banyak kasus asma pada orang dewasa disebabkan oleh alergi. (Foto: Unsplash/@candidcolette)

Terkadang pemicu dan penyebab asma bisa tumpang tindih. Banyak kasus asma pada dewasa disebabkan oleh alergi, seperti alergi tungau, debu, atau jamur. Meskipun kamu tidak dapat memprediksi alergi mana yang dapat menyebabkan asma, kamu dapat mengontrol gejala dengan menghindari pemicunya.

Jika belum mengetahui tentang alergi yang kamu miliki, ahli alergi dapat membantu mengidentifikasi alergen atau penyebab alergi spesifik.

Infeksi saluran pernapasan

Berbeda dengan Pemicunya, Ketahui 5 Faktor Penyebab Asma
Infeksi pernapasan dapat menyebabkan asama, terutama pada anak kecil. (Foto: Inside Precision Medicine)

Infeksi, terutama infeksi saluran pernapasan dapat menyebabkan asma terutama pada anak kecil. "Sistem kekebalan anak-anak masih berkembang dan perubahan [dari infeksi] sayangnya dapat memicu hasil jangka panjang pada anak kecil," kata Gonzales.

Penyebab paling umum adalah virus pernapasan syncytial (RSV) dan parainfluenza, keduanya dapat menyebabkan gejala seperti pilek. Virus dan infeksi lainnya tidak sepenuhnya dapat dicegah, tetapi kamu dapat meminimalisir dengan mendapatkan vaksinasi yang tepat (seperti untuk flu musiman) dan mencuci tangan.

Baca juga:

Kiat Memulai Gaya Hidup Sehat Ala Luna Maya

Polusi udara dan asap rokok

Berbeda dengan Pemicunya, Ketahui 5 Faktor Penyebab Asma

Polusi dan asap rokok bisa menyebabkan asma. (Foto: pixabay/juergenpm)

Tidak semua ahli setuju tentang anggapan ini, tetapi ada bukti yang menunjukkan bahwa polusi udara dan asap rokok dapat menyebabkan asma berkembang pada orang yang belum memiliki kondisi tersebut.

"Kami melihat tren dengan paparan merokok, tetapi kami tidak tahu apakah kami memiliki mekanisme yang tepat. Bisa jadi paparan langsung atau dalam kandungan, atau perokok sendiri yang memiliki insiden lebih tinggi untuk mengidap asma," kata Gonzalez.

Hormon

Berbeda dengan Pemicunya, Ketahui 5 Faktor Penyebab Asma
Perempuan lebih rentan terkena asma. (Foto: Unsplash/engin akyurt)

Menurut CDC, asma lebih banyak diidap oleh perempuan dan beberapa di antaranya mungkin ada hubungannya dengan hormon. Para ahli telah memperhatikan korelasi antara timbulnya asma dan perubahan kadar hormon seperti estrogen. Diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami mengapa hal itu bisa terjadi.

Beberapa perempuan dengan asma juga melihat perubahan gejala selama masa pubertas, sebelum atau selama periode mereka, selama atau setelah kehamilan, dan sebelum atau setelah menopause. (Ref)

Baca juga:

Mungkinkah Asma Sembuh?

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan