Berapa Lama Anak Harus Berjemur di Pagi Hari?

Rabu, 22 April 2020 - Muchammad Yani

SAAT ini berjemur menjadi rutinitas yang biasa dilakukan di pagi hari. Hal itu lantaran sinar mentari dapat membantu memperkuat daya tahan tubuh, termasuk pada anak-anak di masa pandemi virus corona baru atau COVID-19 seperti sekarang.

Pertanyaannya, seberapa sering harus berjemur?

Dilansir dari Antaranews.com, dokter spesialis anak Caessar Pronocitr mengatakan aktivitas berjemur bagi anak tak perlu terlalu lama. Bisa dilakukan di bawah pukul 10 selama 5-10 menit saja, dengan frekuensi dua hingga tiga kali sepekan.

Baca juga:

Bermain Piano Mendorong Ketrampilan Bidang Lainnya

Jangan sering-sering menjemur anak (Foto: Pixabay/Pexels)
Jangan sering-sering menjemur anak (Foto: Pixabay/Pexels)

Hal itu karena kadar UVB di atas jam 10 akan semakin menurun, dan itu berpotensi meningkatkan anak terkena kanker kulit. Aktivitas berjemur dapat dilakukan dalam frekuensi 2 hingga 3 kali dalam seminggu," ucapnya dalam acara virtual Peluncuran Aktivitas #BerjemurAsyik, Selasa (21/4)

Caesar juga mengatakan jika anak-anak harus memaksimalkan berjemur pada area lengan dan tungkai mereka, serta waktu berjemur yang disebutkan berlaku untuk seluruh wilayah Indonesia.

Baca juga:

Kocak! 4 Kegagalan Masak Ketika #DirumahAja!

Berjemur memang memiliki segudang manfaat kesehatan. Salah satunya karena kandungan sinar ultraviolet B (UVB) yang mampu membentuk vitamin D di dalam tubuh. Vitamin D berfungsi meningkatkan sistem imun serta penyerapan kalsium dan pertumbuhan tulang.

Sinar matahari pagi sangat bermanfaat untuk imunitas (Foto: Pixabay/alohamalakhov)
Sinar matahari pagi sangat bermanfaat untuk imunitas (Foto: Pixabay/alohamalakhov)

Selain itu, berjemur di bawah pukul 10 sambil melakukan aktivitas menyenangkan mampu melatih daya tahan fisik anak. Pengkondisian tubuh saat beraktivitas di luar ruangan juga bagus untuk keterampilan motorik.

Pada prinsipnya, kulit mengandung pelarut vitamin D yang bila terpapar sinal UVB akan diubah menjadi vitamin B3 dan kemudian berubah menjadi vitamin D3. Proses metabolisme vitamin D kemudian berlanjut di hati dan ginjal. (Yni)

Baca juga:

#DiRumahAja, Yuk Kejar Berkah Ramadan dengan Tabungan Bank Syariah

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan