Berapa Lama Anak Harus Berjemur di Pagi Hari?

Berjemur di pagi hari sangat menyehatkan (Foto: Pixabay/Zazu70)
SAAT ini berjemur menjadi rutinitas yang biasa dilakukan di pagi hari. Hal itu lantaran sinar mentari dapat membantu memperkuat daya tahan tubuh, termasuk pada anak-anak di masa pandemi virus corona baru atau COVID-19 seperti sekarang.
Pertanyaannya, seberapa sering harus berjemur?
Dilansir dari Antaranews.com, dokter spesialis anak Caessar Pronocitr mengatakan aktivitas berjemur bagi anak tak perlu terlalu lama. Bisa dilakukan di bawah pukul 10 selama 5-10 menit saja, dengan frekuensi dua hingga tiga kali sepekan.
Baca juga:

Hal itu karena kadar UVB di atas jam 10 akan semakin menurun, dan itu berpotensi meningkatkan anak terkena kanker kulit. Aktivitas berjemur dapat dilakukan dalam frekuensi 2 hingga 3 kali dalam seminggu," ucapnya dalam acara virtual Peluncuran Aktivitas #BerjemurAsyik, Selasa (21/4)
Caesar juga mengatakan jika anak-anak harus memaksimalkan berjemur pada area lengan dan tungkai mereka, serta waktu berjemur yang disebutkan berlaku untuk seluruh wilayah Indonesia.
Baca juga:
Berjemur memang memiliki segudang manfaat kesehatan. Salah satunya karena kandungan sinar ultraviolet B (UVB) yang mampu membentuk vitamin D di dalam tubuh. Vitamin D berfungsi meningkatkan sistem imun serta penyerapan kalsium dan pertumbuhan tulang.

Selain itu, berjemur di bawah pukul 10 sambil melakukan aktivitas menyenangkan mampu melatih daya tahan fisik anak. Pengkondisian tubuh saat beraktivitas di luar ruangan juga bagus untuk keterampilan motorik.
Pada prinsipnya, kulit mengandung pelarut vitamin D yang bila terpapar sinal UVB akan diubah menjadi vitamin B3 dan kemudian berubah menjadi vitamin D3. Proses metabolisme vitamin D kemudian berlanjut di hati dan ginjal. (Yni)
Baca juga:
#DiRumahAja, Yuk Kejar Berkah Ramadan dengan Tabungan Bank Syariah
Bagikan
Berita Terkait
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan

Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
