Bencana Longsor di Banjarnegara, 10 Tewas dan Belasan Lainnya masih Hilang, Ratusan Pengungsi Butuh Pertolongan

Jumat, 21 November 2025 - Dwi Astarini

MERAHPUTIH.COM - TIM pencarian dan pertolongan (search and rescue/SAR) gabungan menemukan tujuh korban meninggal dunia bencana tanah longsor di Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Kamis (20/11). Jumlah korban meninggal dunia yang ditemukan menjadi 10 orang.

"Untuk sementara, 18 orang masih dalam pencarian," ungkap Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari kepada wartawan, Jumat (21/11).

Bencana ini juga menyebabkan tujuh warga mengalami luka-luka, 48 rumah roboh atau hilang, serta 195 rumah terdampak. Data posko penanganan darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Desa Pandanarum mencatat jumlah penyintas yang mengungsi ada sebanyak 934 jiwa atau 335 KK, terdiri dari 454 laki-laki dan 480 perempuan.

Para pengungsi saat ini tersebar di lima lokasi, yaitu Kantor Kecamatan Pandanarum, GOR Desa Beji, Gedung Haji Desa Pringamba, Gedung Muhammadiyah, serta rumah kerabat atau saudara. Dari hasil kaji cepat atas dampak kerusakan, diperoleh data sebanyak 182 unit rumah terdampak, dengan rincian 128 rusak ringan dan 54 rusak berat. Kerusakan juga terjadi pada infrastruktur desa meliputi jalan sepanjang kurang lebih 800 meter, jaringan listrik, saluran irigasi 670 meter, bendung satu unit, dan infrastruktur irigasi perpipaan.

Baca juga:

Tim SAR Temukan 2 Korban Longsor Banjarnegara, Puluhan Orang Diduga Masih Hilang


Di sektor ekonomi yang terdampak mencakup hilangnya 5 ekor sapi, 125 ekor kambing, 14 unit warung, dan lahan pertanian. Pada sektor sosial, satu unit masjid mengalami kerusakan berat, sedangkan dua musala mengalami kerusakan ringan atau terancam.

Para penyintas saat ini membutuhkan bantuan nan mendesak meliputi popok balita, perlengkapan mandi, pakaian, susu dan makanan anak, hygiene kit, antiseptik, alas tidur, alat kebersihan, alat pelindung diri (sepatu boot, sarung tangan, dan kacamata keselamatan), serta layanan pendampingan psikososial.

Misi akan dilanjutkan mulai dari operasi pencarian, pemantauan kondisi geologi, layanan posko, dukungan psikososial dan kesehatan, penanganan logistik, operasional dapur umum, pendampingan pengungsi, serta evaluasi harian.

Sebanyak 521 personel terlibat dalam penanganan darurat ini, terdiri dari unsur BNPB, BPBD Provinsi dan Kabupaten, TNI–Polri, tenaga kesehatan, dinas terkait, PMI, potensi SAR, relawan organisasi masyarakat dan komunitas, serta dukungan lintas daerah termasuk dari Klaten, Wonosobo, Kebumen, Jepara, Pekalongan, dan wilayah lainnya.

Pemerintah daerah terus berkoordinasi lintas lembaga untuk mempercepat proses pencarian, evakuasi, serta pemenuhan kebutuhan para penyintas.(knu)

Baca juga:

26 Warga Diduga Tertimbun Longsor di Banjarnegara, DPR Perintahkan Optimalkan Pencarian



Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan