Benar Nggak Sih Daun Katuk Memperlancar ASI?

Senin, 17 Desember 2018 - Zulfikar Sy

DAUN katuk sudah lama dipercaya sebagai sayuran pelancar Air Susu Ibu (ASI). Ibu menyusui secara turun-temurun sangat disarankan untuk banyak mengonsumsi dau katuk. Secara tradisional, daun katuk bagian pucuk biasanya dikonsumsi dengan campuran sayur atau dijadikan lalapan.

Memang enggak semua ibu menyusui mudah memproduksi ASI. Beberapa di antara para ibu mengeluh ASI enggak lancar, bahkan hanya sedikit memproduksi ASI. Enggak heran cara tradisional pun diraih dengan meminum air rebusan air daun katuk.

ASI sangat penting bagi bayai. Selain dibutuhkan nutrisi terbaik, ASI juga mengandung zat kekebalan untuk melindungi bayi dari berbagai macam penyakit. Kelima indra bayi pun berjalan dengan baik ketika proses menyusui.

Namun, benarkah daun katuk dapat memperlancar produksi ASI?


1. Hasil penelitian tentang daun katuk

Ibu menyusui. (Foto: instagram.com/sayurankita)
Ibu menyusui. (Foto: instagram.com/sayurankita)

Seperti dikutip Go Dok, pada tahun 2010, Soka dkk mengadakan sebuah penelitian mengenai manfaat daun katuk terhadap produksi ASI dengan menggunakan tikus sebagai objek eksperimen. Dua kelompok tikus menyusui diberikan makanan mengandung ekstrak daun katuk muda dan tua, dan satu grup tidak.

Hasil penelitian menunjukkan ekstrak daun katuk tua meningkatkan gen hormon prolactin dan oxytocin secara signifikan. Kedua hormon ini dapat membantu mengatur pengeluaran ASI.

Di sisi lain, pada tahun 1997, sebuah penelitian di Jambi mengamati pengaruh daun katuk terhadap frekuensi dan lama ibu menyusui bayinya. Hasil penelitian tersebut menunjukkan pemberian daun katuk pada ibu menyusui tidak memiliki pengaruh signifikan.

Penelitian lain di Pakisaji pun menunjukkan terjadi peningkatan produksi ASI, dengan kriteria pengeluaran ASI per hari sebanyak 50 – 120ml.


2. Produksi ASI

Produksi susu juga berhubungan dengan perasaan rileks sang ibu. (Foto: Pixabay/StockSnap)
Produksi susu juga berhubungan dengan perasaan rileks sang ibu. (Foto: Pixabay/StockSnap)

Proses menyusui itu sendiri merupakan proses sintesis dan sekresi susu, dengan bantuan dua hormon; prolactin dan oxytocin. Hormon prolactin dapat bekerja selama ASI dikeluarkan dari payudara, entah itu diisap sendiri oleh bayi atau dengan diperah.

Hormon oxytocin erat kaitannya dengan perasaan rileks. Maksudnya, hormon ini dipengaruhi oleh keadaan tubuh, pikiran, dan perasaan ibu sendiri. Jika ibu merasa rileks setelah mengonsumsi makanan mengandung pelancar ASI tersebut, produksi ASI pun akan meningkat.

Produksi ASI juga dapat ditingkatkan dengan cara perawatan rooming in, yaitu cara perawatan bersama ibu dan bayi setelah kelahiran. Semua kegiatan bayi dan ibu dilakukan di kamar ibu. Hindari memisahkan ibu dan bayi sebisa mungkin.

Dengan demikian, ibu jadi lebih mudah untuk mengenali kebiasaan dan tanda bayi jika menginginkan ASI. Kedekatan ibu dan bayi sangat memengaruhi hormon prolactin dan oxytocin. Jika bayi disusui sesering mungkin, kedua hormon ini juga akan diproduksi dengan baik. (*)

Baca juga berita lainnya dalam artikel: Healthy People Wajib Tahu! Ini Waktu Makan Terbaik Bagi Pendamba Tubuh Ideal!

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan