Belajar Pendidikan Karakter, Indonesia dan Jepang Tandatangani Kerja Sama

Selasa, 28 Agustus 2018 - Eddy Flo

MerahPutih.Com - Jepang dinilai termasuk salah satu negara modern yang berhasil mempertahankan adat dan kebudayaannya secara ajeg dalam kehidupan sehari-hari. Keberhasilan Jepang mempertahankan tradisi dan budaya secara turun-temurun tidak terlepas dari sistem pendidikannya.

Pendidikan Jepang sukses membentuk manusia-manusia yang berdaya saing tinggi tapi sekaligus menjadi pribadi yang berkarakter dan berbudaya. Bagaimana sistem pendidikan Jepang bisa membentuk kedua hal tersebut?

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Muhadjir Effendy saat menerima kunjungan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Olah Raga, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Jepang, Yoshimasa Hayashi menyatakan akan mengirim guru-guru dari Indonesia ke Jepang untuk memahami pendidikan karakter di Jepang.

Pengiriman guru-guru tersebut tertuang dalam nota kesepahaman di bidang kerja sama pendidikan.

"Kita akan mengirim guru terutama sekolah dasar dan sekolah menengah pertama belajar tentang pendidikan karakter di Jepang," kata Muhadjir usai mengadakan pertemuan tertutup dengan Yoshimasa di Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) RI, Jakarta, Senin (27/8) kemarin.

Mendikbud RI menuturkan nota kesepahaman bidang kerja sama pendidikan antara Indonesia dan Jepang yang ditandatangani pada 2012 telah berakhir pada 2017. Untuk itu, Kemdikbud RI ingin memperbarui nota kesepahaman itu untuk meningkatkan kerja sama kedua negara.

"Pendidikan di Jepang sangat bagus, tertata termsuk sistem zonasinya sangat bagus," ujarnya.

Mendikbud Muhadjir Effendy
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Muhadjir Effendy sebagaimana dilansir Antara menuturkan pihaknya telah mengirimkan "draft" nota kesepahaman ke Kementerian Luar Negeri Indonesia. Setelah pihak Kementerian Luar Ngeri RI selesai meninjau "draft" nota kesepahaman itu, "draft itu akan dikirim melalui jaringan diplomatik kepada pihak Jepang untuk dipelajari.

Pada 2017, sebanyak 20 guru pendidikan dasar, 19 guru pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat dan enam guru pendidikan khusus dan guru di sekolah penyelenggaraan inklusi mengikuti pelatihan guru di Jepang.

"Kami berharap kerja sama yang lebih erat di bidang pelatihan guru-guru," tuturnya.

Dia menambahkan Menteri Yoshimasa telah menyampaikan bahwa pendidikan karakter antara Jepang dan Indonesia berbeda karena Jepang menggunakan filsafat hidup sementara peranan agama yang menjadi dominan di Indonesia. Untuk itu, akan ada penyesuaian untuk penerapan pendidikan karakter di Indonesia.

"Itu harus ada penyesuaian-penyesuaian. Pada dasarnya pak Menteri (Yoshimasa) sangat terbuka kalau kita akan bekerja sama," ujarnya.

Komitmen kedua negara dalam meningkatkan kerja sama di bidang pendidikan tercermin melalui berbagai program, salah satunya adalah pertukaran pelajar yang secara signifikan berkontribusi untuk memperkuat hubungan antarmasyarakat.

Dia berharap akan lebih banyak pelajar Indonesia diundang untuk belajar ke Jepang.

Sementara, untuk kerja sama di bidang kebudayaan, pertukaran budaya melalui pertukaran pelajar merupakan salah satu program yang baik dilanjutkan.

"Mahasiswa Jepang banyak ke sini, tahun ini 25 orang, tahun lalu 31 dan sekarang ini banyak sekali yang mereka studi gamelan, sekarang banyak orang Jepang menjadi ahli gamelan dan bahasa Indonesia," tuturnya.(*)

Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Koalisi Indonesia Kerja Sebut Gerakan #2019GantiPresiden Bukan Ancaman

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan