Bakso dari Daging Gajah Purba

Rabu, 29 Maret 2023 - Hendaru Tri Hanggoro

BILA mendengar gajah mamut, bayangan masyarakat langsung tertuju pada gajah purba besar yang hidup pada era zaman es. Saat itulah gajah purba ini berkelana di wilayah tundra yang dingin di wilayah Eropa, Asia, hingga ke area Amerika Utara sekira 300.000-10.000 tahun yang lalu.

Dari periode hidupnya, tentu saja gajah purba ini telah punah dengan bukti kehidupannya bisa dilihat dari fosil-fosil yang ada. Namun, sebuah perusahaan di Australia melakukan hal yang terbilang unik dan ajaib. Mereka mampu menciptakan meatball alias bakso dari daging mamut!

Inovasi ini diumumkan oleh perusahaan Australia bernama Vow yang punya fokus bisnis di bidang teknologi kultur daging atau cultured meat. Sebuah pengembangan daging non-konvensional yang dilakukan di laboratorium melalui pembiakan sel hewan via in vitro.

Metode ini dipandang bersifat ramah lingkungan, bebas dari penyembelihan hewan, dan tepat untuk keamanan makanan karena bersifat berkesinambungan.

Baca juga:

Mantapnya Berbuka Puasa dengan Mi Instan Cup Rasa Bakso Cabai Rawit

bakso gajah purba
Butuh waktu beberapa minggu untuk mengembangkan daging mamut sebelum akhirnya bisa diolah. (Foto: Instagram/@projectourworld)

Sebelum mengembangkan daging mamut di laboratoriumnya, Vow telah sukses memproduksi daging ayam, babi, dan sapi yang siap dikonsumsi.

Selain itu, Vow juga melirik inovasi untuk menghasilkan daging yang unik dan jarang dikonsumsi, tapi tetap bersifat memenuhi etika tanpa penyembelihan hewan.

Dari mulai daging alpaka, kerbau, buaya, kanguru, burung merak, hingga ikan-ikan yang bisa dikatakan sangat jarang dikonsumsi masuk ke lebih dari 50 spesies hewan yang diselidiki untuk diolah dagingnya.

Yang paling unik dan sangat tidak konvensional adalah daging mamut. Sebab hewan ini sudah punah.

Pembuatan baso daging mamut ini menunjukan bahwa terdapat potensi daging yang memang bisa dikembangkan di laboratorium tanpa menyembelih hewan tersebut.

“Kami memilih mamut berbulu (wolly mammoth) karena ini merupakan simbol hilangnya keragaman serta simbol perubahan iklim,” ungkap Co-Founder Vow, Tim Noakesmith, sebagaimana dikutip The Guardian (28/3).

Baca juga:

Abang Bakso Tangguh, Beralih Profesi Jadi Tukang Bangunan demi Keluarga

bakso gajah purba
Bakso daging mamut ini disebut masih belum berani dikonsumsi karena kekhawatiran dampaknya terhadap kesehatan. (Foto: Instagram/@cheddar)

Pengembangan daging mamut ini sebenarnya sudah mulai dari tahun 2018 ketika Vow bekerjasama dengan peneliti dari Austrlian Institute for Bioengineering di University of Queensland, Prof. Erens Wolvetang.

Saat itu, mereka mengembangkan gummy bar yang berasal dari DNA gajah purba jenis mastodon. Kemudian pengembangan ini berlanjut dengan mengambil informasi genetik atau urutan DNA dari myoglobin mamut dalam rangka membuat protein otot dari gajah purba itu di laboratorium.

Langkah selanjutnya adalah informasi genetik itu kemudian ditempatkan di sel induk myoblas dari domba guna membantu proses penumbuhan puluhan miliar sel yang bisa menghasilkan daging mamut.

Dalam waktu beberapa minggu, daging mamut itu pun siap diolah, hingga akhirnya dibuat menjadi bakso.

Namun, tak ada yang berani mencicipi makanan ini. Menurut Prof. Erens Wolvetang, terdapat alasan ilmiah di baliknya.

“Kita belum pernah melihat protein ini selama ribuan tahun. Jadi, kami tidak tahu bagaimana reaksi sistem kekebalan tubuh bereaksi jika kita mengonsumsinya. Tapi jika kami melakukan ini lagi, maka kami akan memastikan cara untuk membuatnya bisa lebih cocok untuk dikonsumsi,” tambah Wolvetang. (aru)

Baca juga:

Masak Cepat untuk Menu Sahur, Bikin Olahan Bakso

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan