Anies Gandeng Pemkab Ngawi Perluas Pasokan Beras di Jakarta

Senin, 26 April 2021 - Angga Yudha Pratama

MerahPutih.com - Kebutuhan pangan masyarakat di ibu kota 99 persen dipasok dari luar Jakarta. Hal ini membuat Pemprov DKI memperluas cakupan kerjasama antara daerah guna mencukupi pasokan bahan pokok, sehingga menghindari kelangkaan.

Pada Minggu (25/4) kemarin Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menggandeng Pemerintah Kabupaten Ngawi, Jawa Timur dalam memperluas pasokan beras di Jakarta.

Baca Juga:

Panen Raya Segera Berlangsung, Harga Cabai dapat Turun

Kolaborasi pasokan beras ini melalui BUMD PT Food Station Tjipinang Jaya dengan Pemerintah Ngawi lewat Daya Tani Sembada dan Kelompok Tani Sido Rukun.

Kerjasama antar daerah ini merupakan bagian dari amanat konstitusi untuk menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Di mana, Jakarta sebagai kota penyumbang perekonomian terbesar memberikan manfaat bagi daerah lain.

"Khususnya untuk para petani daerah agar mereka mendapat manfaat lebih besar, mendapat peningkatan kesejahteraan, dan mendapat kepastian atas produk-produknya,” jelas Anies.

Usaha untuk meningkatkan kesejahteraan petani terus dilakukan melalui poin-poin dalam kerja sama ini. Salah satunya adalah sistem resi gudang yang membuat petani tak buru-buru menjual harga gabah mereka dengan harga rendah, Melainkan dapat menyimpannya terlebih dahulu, meningkatkan kualitas, sehingga harganya juga akan stabil.

"Dengan menyimpannya di resi gudang, mereka juga bisa memanfaatkan untuk mengambil pinjaman pembiayaan dari lembaga keuangan,” terang Anies.

Gubernur DKI Anies Baswedan. (Foto: Antara)
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. (Foto: Antara)

PT Food Station telah melakukan kerjasama dengan Daya Tani Sembada dan Kelompok Tani Sido Rukun sejak 2015 melalui tiga bentuk kerjasama. Antara lain, pengelolaan gudang dengan SRG (Sistem Resi Gudang) dengan Daya Tani Sembada yang pada dua tahun terakhir Gudang SRG tersebut bisa menyimpan rata- rata 600 ton, adapun target tahun 2021 sebanyak 1.000 ton.

Hal ini bermanfaat karena pada umumnya saat panen raya, gabah kering panen dihargai sangat murah. Dari mekanisme sistem resi gudang tersebut, PT Food Station sebagai pengelola akan membantu menjadi stand by buyer dengan harga yang baik, sehingga para petani tidak perlu susah-susah mencari pembeli.

Hasil pertanian yang disimpan di Gudang SRG akan mendapat resi. Dari resi itu, petani bisa menjaminkan ke bank yang dipilih untuk mendapatkan pinjaman sebagai modal usaha untuk biaya tanam di musim berikutnya.

Baca Juga:

Kebijakan Impor Beras di Tengah Panen Raya Dinilai Tidak Tepat

Dengan penyimpanan di Gudang SRG, maka petani bisa menjual hasil panennya saat harga sudah baik. Dengan SRG, petani bisa menyimpan gabah kering giling, beras pecah kulit, atau glosor dengan kadar air antara 12 -14 persen. Setelah harga stabil, petani bisa menjual gabah atau beras mereka dengan harga yang lebih baik.

Kerja sama berikutnya adalah dengan Penggilingan Daya Tani Sembada yang dimulai sejak 2019 dan telah memasok beras PK (Pecah Kulit). Tahun ini diperkiraan total beras yang dipasok mencapai 9.000 ton. (Asp)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan