Anies Diminta Pecat Anak Buahnya yang Bikin Anggaran Aneh di KUA PPAS

Kamis, 31 Oktober 2019 - Andika Pratama

MerahPutih.com - Pengamat Perkotaan Azas Tigor Nainggolan mengecam sejumlah anggaran kontroversial di Pemprov DKI. Salah satunya menganai anggaran tentang pengadaan lem aibon sebesar Rp 28 miliar hingga pengadaan bolpoin. Azas menyatakan anggaran dan program ini jelas-jelas mengagetkan publik.

“Ada yang mempertanyakan untuk apa pemberian lem Aica Aibon tersebut pada siswa sekolah. Ada juga yang menyampaikan bahwa lem Aica Aibon itu bisa digunakan untuk media memabukan,” kata Tigor kepada wartawan, Kamis (31/10).

Baca Juga

Pemprov DKI Mengaku Kecolongan Anggaran KUA-PPAS Bocor ke Publik

Tigor menambahkan, bisa saja salah ketik ini terjadi di penganggaran yang lain. “Mata anggaran itu terasa aneh. Jangan-jangan ada salah ketik juga pada program dinas Pariwisata yakni biaya anggaran buzzer Rp5 miliar lebih untuk 5 orang. Coba lihat juga mata anggaran program pembelian bolpoin hampir Rp124 miliar. Wiih berapa banyak bolpoin yang dibeli ini?” lanjut Tigor.

Ia juga mengkhawatirkan untuk mata anggaran lainnya, misalnya mata anggaran pembuatan jamban atau tangki septik komunal. Pemprov Jakarta menganggarkan Rp166 Milyar untuk 30 unit. Jadi pembuatan septitank dianggarkan Rp5,5 milyar per unit.

“Bagaimana pula dengan mata anggaran pembuatan pengecatan Rp74 miliar? Begitu pula dengan mata anggaran Rp86 milyar untuk TGUPP membuat laporan gubernur Jakarta? Termasuk juga dengan mata anggaran pembelian anti virus Rp12 milyar?” tanya Tigor

Halaman situs internet ABPD Jakarta. (Foto: Twitter @willsarana)
Halaman situs internet ABPD Jakarta. (Foto: Twitter @willsarana)

“Kami publik Jakarta bersedia membantu pemprov Jakarta untuk memeriksa banyaknya salah ketik dalam program dan mata anggaran RAPBD Jakarta 2020. Silahkan semua pembahasan RAPBD Jakarta 2020 dibuat transparan dan melibatkan partisipasi publik,” imbuhnya.

Baca Juga

Polemik Anggaran Lem Aibon dan Bolpoin, Anies: Sistemnya Digital Tapi Tidak Smart

Tigor juga meminta bahwa soal salah ketik terkait anggaran lem aibon merupakan pekerjaan rumah (PR) Gubernur Anies agar melakukan koreksi terhadap semua kesalahan ketik, termasuk memecat stafnya yang teledor.

A.

Menurutnya, pantas bila mata anggaran itu langsung banjir kritik dan respons. Namun, mata anggaran itu ternyata kemudian menghilang dan dikatakan karena ada salah ketik petugas pemprov Jakarta.

“Beberapa hari lalu banyak juga alasan salah ketik yang disampaikan staf pemprov Jakarta ketika mata anggaran dalam RAPBD Jakarta 2020 dikritisi publik. Kok, bisa banyak salah ketik dan dihilangkan setelah banyak respons dan kritik dari publik?” kata Tigor.

Baca Juga

Mengaku Sudah Tahu Soal Anggaran Fantastis, Anies: Bedanya Saya Enggak Cari Panggung

Untuk diketahui, mengenai anggaran lem aibon, Disdik DKI telah menyatakan klarifikasinya dan mengelak adanya pengajuan anggaran tersebut. Menurutnya, tak ada anggaran untuk membeli lem aibon bagi peserta didik.

Diketahui anggaran 82 Miliar ini untuk membeli lem aibon bagi 32.500 peserta didik. Adapun harga satuan lem aibon yang tertera dalam anggaran itu yakni Rp 184.000. pengadaan dilakukan setiap bulan selama setahun. Totalnya untuk anggaran ini sebesar Rp 82,8 miliar. (Knu)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan