Aktivis Greta Thunberg Dipukuli dan Dipaksa Cium Bendera Israel Sebelum Dideportasi
Selasa, 07 Oktober 2025 -
MerahPutih.com - Aktivis kemanusiaan asal Swedia, Greta Thunberg, tampil di depan publik untuk pertama kalinya setelah dibebaskan dari penjara Israel.
Thunberg termasuk di antara 171 orang yang dideportasi otoritas Israel setelah ditahan karena ikut serta dalam armada bantuan menuju Gaza. Kelompok mereka diterbangkan ke Yunani dan Slovakia setelah dibebaskan.
Dalam jumpa pers di Bandara Eleftherios Venizelos, Athena, Yunani, Senin (6/10) waktu setempat, Thunberg mengalami perlakuan buruk selama penahanan, mulai dari dipukuli aparat hingga dipaksa mencium bendera Israel.
Baca juga:
Israel Deportasi Greta Thunberg dan 170 Aktivis Armada Global Sumud Flotilla
"Saya dapat berbicara sangat lama tentang perlakuan buruk dan pelanggaran yang kami alami di penjara, percayalah," kata Thunberg, saat jumpa pers.
Greta Thunberg Tetap Berjuang Kutuk Genosida di Gaza
Namun, Thunberg menegaskan perlakukan buruk yang dialaminya selama ditahan otoritas militer itu jauh lebih baik daripada yang dialami warga Palestina.
“Saya bisa bicara panjang lebar soal pelanggaran yang kami alami di penjara, tapi bukan itu inti ceritanya,” imbuh aktivis kemanusiaan itu, dilansir Antara.
Thunberg menegaskan pasukan Israel masih terus melakukan pelanggaran hak asasi manusia dan menyebut tindakan mereka sebagai upaya pemusnahan terhadap populasi Palestina.
Baca juga:
Greta Thunberg Lolos dari Serangan Drone Israel ke Kapal Misi GSF di Pelabuhan Tunisia
“Saya tak akan pernah mengerti bagaimana manusia bisa begitu jahat. Bahwa Anda dengan sengaja membuat jutaan orang kelaparan dalam pengepungan ilegal sebagai kelanjutan dari penindasan selama puluhan tahun,” kecam dia.
Melalui unggahan video di akun Instagram-nya, Thunberg menyebut partisipasinya dalam Global Sumud Flotilla sebagai bentuk solidaritas internasional terhadap Palestina.
“Negara-negara memiliki kewajiban hukum untuk mengakhiri keterlibatan mereka dalam genosida, yang kini juga dikonfirmasi oleh Komisioner PBB,” tandasnya. (*)