Ada Bakteri di Balik Steak Setengah Matang
Selasa, 25 April 2023 -
MAKAN steak mentah atau setengah matang memang enak. Sensasi daging meleleh di lidah dibalut saus butter yang amat gurih tak ada tandingannya.
Namun, di balik kenikmatan tersebut, ada milyaran bakteri menanti untuk merusak ususmu, loh.
Menurut Healthy Eating, makan daging yang kurang matang bisa meningkatkan risiko terkena penyakit bawaan makanan seperti E. coli, salmonella, atau listeria.
Kamu dapat menghindari risiko ini dengan memasak daging dengan benar. Misalnya, memasaknya di suhu yang telah direkomendasikan.
Daging cincang, daging panggang, atau steak daging sapi, domba, atau babi harus dimasak dengan suhu internal 145 derajat Fahrenheit atau 62 derajat celcius.
Daging merah giling harus dimasak hingga suhu internal 160 derajat Fahrenheit atau 71 derajat celcius dan unggas harus dimasak hingga suhu internal 165 derajat Fahrenheit atau 73 derajat celcius.
Jadi, pastikan kamu memasak atau memesan daging dengan benar untuk membunuh organisme yang menyebabkan penyakit bawaan makanan ini. Beberapa di antaranya:
Baca juga:

Salmonella dapat berdampak pada tubuh seperti kram perut, demam, dan diare. (Foto: Freepik/Jcomp)
1. E. Coli
E. coli adalah salah satu penyebab utama penyakit bawaan makanan akibat daging giling yang kurang matang. Gejalanya meliputi diare, muntah, dan kram perut yang bisa bertahan hingga seminggu.
Oleh karena itu, pastikan daging dimasak sampai setidaknya 145 derajat Fahrenheit atau 62 derajat celcius di tengahnya untuk membunuh semua bakteri dan mencegah penyakit.
2. Salmonella
Beberapa jenis makanan, seperti unggas, daging merah, dan makanan laut yang kurang matang atau mentah, dapat terkontaminasi oleh bakteri yang disebut Salmonella.
Gejalanya termasuk kram perut, demam, dan diare yang dapat berlangsung selama satu minggu atau lebih. Jika kamu memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, infeksi Salmonella dapat sangat serius bahkan bisa berakibat fatal.
Baca juga:

Listeria jika tertelan oleh ibu hamil dapat menyebabkan keguguran. (Foto: Freepik/Valeria Aksakova)
3. Listeria
Selain Salmonella, makanan juga dapat terkontaminasi oleh bakteri Listeria. Listeria biasanya ditemukan pada makanan siap saji yang terkontaminasi, tetapi juga dapat ditemukan pada daging, unggas, atau makanan laut yang kurang matang.
Jika kamu terkena infeksi Listeria, gejalanya termasuk demam dan nyeri otot, diare, serta mual.
Jika seorang perempuan hamil terkena infeksi Listeria, dapat menyebabkan keguguran atau masalah serius lainnya.
Oleh karena itu, sangat penting bagi perempuan hamil berhati-hati dalam mengonsumsi makanan yang terkontaminasi.
4. Bakteri Lain
Selain bakteri Salmonella dan Listeria, ada juga beberapa parasit yang dapat menyebar melalui makanan. Trichinosis adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit yang dapat ditemukan pada daging babi.
Meskipun sekarang sudah lebih sedikit, tetap saja daging babi dapat terkontaminasi parasit tersebut. Jika kamu terkena infeksi Trichinosis, kamu bisa mengalami gejala mirip flu.
Toksoplasmosis adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit yang paling sering ditemukan pada domba, babi, dan daging rusa.
Jika kamu memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, infeksi Toksoplasmosis dapat menyebabkan gejala mirip flu juga.
Oleh karena itu, kita harus sangat hati-hati dalam mengonsumsi daging mentah atau tidak matang. (kmp)
Baca juga:
Sumber:
https://healthyeating.sfgate.com/consequences-eating-rare-meat-10828.html