5 Fakta Inspiratif Juragan Kebab Indonesia

Rabu, 19 Agustus 2015 - Eddy Flo

MerahPutih Bisnis - Wajah Nilamsari begitu sumringah menyambut merahputih.com di kantornya, gedung Babarafi Enterprise, di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (18/8). Dengan menggunakan busana model jumpsuit, Nilamsari tampak cantik memesona. Untuk urusan penampilan, Nilam sepertinya tidak ingin meleset karena jabatannya sebagai Direktur Marketing PT Baba Rafi Indonesia mengharuskannya berpenampilan sempurna. Apalagi ibu tiga anak itu juga merupakan founder dan pemilik perusahaan dengan outlet terbanyak di dunia untuk kategori warung kebab.

Berbicara tentang Nilamsari memang tidak bisa lepas dari produk utamanya, Kebab Turki Baba Rafi yang sering dijumpai di berbagai daerah, termasuk pelosok tanah air. Melalui tangan dinginnya beserta suami, perusahaan yang dipimpin Nilamsari menjadi market leader di bidang penjualan makanan kebab.

"Padahal semua dilakukan karena terpaksa ingin mandiri," ujarnya membuka pembicaraan.

Usaha yang dibangun bersama sang suami sejak berusia 19 tahun itu, telah membuahkan hasil yang begitu menakjubkan. Bisa dibayangkan, ia juga berhasil mengelola sebanyak 1.200 outlet Kebab Turki Baba Rafi di seluruh Indonesia. Ekspansinya pun mengagumkan, sebanyak 40 outlet di luar negeri berhasil dibuka dengan sistem kemitraan.

"Produk lokal, sebenarnya mampu untuk bersaing dengan produk luar negeri," ujarnya.

Ia bahkan menceritakan kebanggaannya, berhasil meraih izin dan pengembangan di salah satu daerah di negeri Belanda untuk menjual kebab.

"Kita mengalahkan salah satu brand terkenal di dunia lho," ujar Nilam yang dengan alasan etika tidak ingin menyebutkan brand tersebut.

Namun ada yang mengganjal di diri Nilamsari saat menceritakan bagaimana perjuangannya, hingga berhasil membuka outlet dan gerai kebab. Tidak adanya dukungan pemerintah yang maksimal, meski jelas-jelas ide dan kreatif marketing merupakan produk asli Indonesia.

"Waktu ingin buka di Malaysia, saya jalan saja dahulu enggak tahu apa-apa. Akhirnya berhasil dengan kemitraan dan sekarang sudah ada 24 outlet," kenang Nilam.

Karena itu, setiap pergantian presiden dan pemerintahan, Nilamsari tidak berharap banyak kecuali adanya kebijakan pemerintah yang juga melihat keberlangsungan perusahan-perusaahaan lokal seperti yang dibangun dirinya.

"Jadi kalau ganti presiden enggak deg-degan udah biasa. Yang bikin deg-degan itu justru kalau ada kebijakan baru. Apakah memberatkan atau justru memudahkan," bebernya.

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan