4 Syarat Memberikan Makanan Pendamping Air Susu Ibu Sesuai WHO

Rabu, 24 Januari 2024 - Alwan Ridha Ramdani

MerahPutih.com - Dalam memperingati Hari Gizi Nasional, Kemenkes mengajak kepada seluruh masyarakat Indonesia, terutama para ibu yang memiliki bayi, untuk bisa memberikan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) yang berkualitas, beragam, dan kaya akan protein hewani untuk masa depan generasi penerus bangsa.

Ketua Tim Kerja Standar Kecukupan Gizi dan Mutu Pelayanan Gizi dan Kesehatan Ibu-Anak (KIA) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mahmud Fauzi mengemukakan, empat syarat pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) yang sesuai dengan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Baca Juga:

Ciri Anak Butuh Pemeriksaan Mata

Yang pertama dari segi waktu, tepat waktu. Maksudnya, jangan sampai tadi sudah disampaikan baru umurnya lima bulan atau baru umur tiga bulan sudah dikasih makanan.

Fauzi mengatakan ketepatan waktu dalam pemberian MPASI harus diperhatikan dengan baik.

Ia menjelaskan MPASI diberikan pada bayi berusia 6-23 bulan dan tidak boleh terlambat, karena dapat mengganggu proses tumbuh kembang anak.

Kedua, adalah adekuat. Adekuat berarti MPASI yang diberikan memiliki nilai gizi yang padat dan beragam, terutama kaya akan protein hewani.

"Karena protein hewani itu mengandung asam amino esensial yang memang mudah diserap oleh tubuh dan dibutuhkan untuk tumbuh kembang baik," ujarnya.

Ketiga, adalah aman. MPASI harus aman dari segi cara pengolahan dan penyajiannya, karena MPASI bagi masing-masing golongan usia bayi berbeda-beda jenisnya.

Ia menjelaskan, pada bayi usia 6-8 bulan MPASI yang diberikan bukanlah makanan-makanan padat.

Selanjutnya pada usia 9-11 bulan bayi baru boleh dikenalkan dengan makanan yang dicincang, dan kemudian pada usia 12-23 bulan baru bayi dapat dikenalkan dengan makanan-makanan yang biasa dikonsumsi oleh keluarga.

Adapun syarat yang terakhir, pemberian MPASI harus diberikan secara tepat, baik dari segi jumlah kalori maupun frekuensi seberapa sering bayi diberikan MPASI.

"Nah, MPASI ini juga diharapkan berasal dari makanan lokal setempat. Seperti tadi, yang kadang-kadang orang berpikir protein hewani itu mahal, padahal sebetulnya bisa, minimal (satu butir) telur," katanya.

Tapi, lanjut ia, di daerah-daerah Indonesia bagian tengah dan timur yang banyak ikan. (*)

Baca Juga:

Belajar Relasi Orangtua dengan Anak Remaja lewat 'Bad Boys vs Crazy Girls 2'

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan